SAMPIT – Keluhan pelanggan PLN terhadap tagihan listrik semakin banyak. Pelanggan merasa dirugikan karena jumlah yang harus dibayarkan tidak realistis. Sementara PLN menyebut masalah ini merupakan kesalahan petugas di lapangan yang dikerjakan oleh pihak ketiga.
Udin, warga Jalan Tjilik Riwut, Sampit, mengaku heran dengan tagihan bulan Juli dan Agustus yang masing-masing mencapai Rp 800 ribu. Padahal bulan sebelumnya hanya berkisar Rp 600 ribu.
”Saya cukup terkejut juga naiknya sampai seperti ini, bagaimana kerja PLN seperti ini. Tidak profesional sekali,” katanya saat di kantor PLN Sampit Jalan Cut Nyak Dien, Senin (14/9).
Udin menyebut, KWH meter yang tertera dalam tagihan lebih besar dibandingkan angka sebenarnya. Pada KWH meter bulan Agustus, tagihan tertera 2859400, sedangkan pada KWH meter miliknya hanya 277433.
”Bayangkan selisihnya jauh sekali, untung saya ini memfoto. Kalau tidak, enggak ada dasar saya komplain,” ujarnya.
Meski ada kelebihan, Udin tetap bayar sesuai tagihan. Kelebihan pembayarannya dimasukan untuk tagihan bulan depan. ”Artinya PLN yang punya utang dengan saya, meski demikian tetap saja kecewa. Ya kalau kita pas punya uang,” keluhnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Dani bersama istrinya. Dia datang langsung ke PLN menanyakan pembengkakan tagihan hingga dua kali lipat dari biasanya. ”Ini naiknya banyak sekali, biasnaya hanya Rp 70 ribu – Rp 80 ribu saja per bulan, ini mencapai Rp 150 ribu,” ujarnya.
Dani membeberkan, KWH meter miliknya dengan KWH meter yang tercantum dalam tagihan juga berbeda. Pada tagihan tertera 11908, sementara saat dicek hanya 9031. ” Bagaimana bisa seperti ini,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kemarin warga Jalan HM Arsyad Sampit itu datang membawa tagihan dua bulan listrik miliknya mencapai Rp356 ribu. Tagihan ini sangat memberatkan, apalagi situasi ekonomi sedang sulit.
Hal sama juga dirasakan oleh Sani, warga Ketapang. Dia pusing tujuh keliling untuk membayar tagihan bulan ini yang mencapai Rp 5,8 juta. Padahal tagihan biasanya berkisar Rp 800 ribu saja. ”Pusing kita dapatnya. Enggak ada uang, mau gimana bayarnya, kalau naiknya sedikit enggak apa-apa,” cetusnya.
Hal yang sama dirasakan Yadi. Tagihan listrik dengan daya 450 watt miliknya berkisar Rp 180 ribu per dua bulan, akan tetapi saat itu mencapai Rp 2 juta. Kekecewaan para pelanggan tidak hanya dirasakan oleh beberapa warga yang sempat dibincangi media ini saja, akan tetapi dari pantuan Radar Sampit saat di PLN hampir sebagian besar warga yang datang komplain dengan masalah yang sama.
Sementara itu Manajer PLN Ranting Sampit Ginter Theo Limin mengungkapkan, kenaikan tarif tersebut disebabkan dua faktor, yakni adanya kenaikan tarif dan dalam rangka pihaknya melakukan pembenahan. Sebelumnya, petugas pencatat KWH meter yang dikerjakan melalui pihak ketiga di lapangan tidak mencatat sesuai yang tertera pada KWH. Misalnya tagihan yang seharusnya Rp 100 ribu, hanya ditagih Rp 50 hingga Rp 70 ribu sehingga kekurangannya menumpuk.
Akibatnya, sisa tagihan itulah harus dimasukan lagi ke tagihan berikutnya, yang kini menyebabkan naiknya tarif listrik pelanggan itu. Dia memprediksi keluhan pelanggan akan terus mengalir hingga Oktober nanti.
“Petugas kita dulu main tembak saja, makanya ada juga yang sudah kita ganti. Untuk petugas ini dikerjakan oleh pihak ketiga, namun tidak semua juga petugas seperti itu, ada juga yang konsisten,” ungkapnya.
Dikatakan Ginter, kesalahan petugas pencatat terjadi lantaran ada beberapa faktor, salah satunya rumah pelanggan memiliki pagar sehingga petugas lapangan kesulitan masuk.
Selain itu mereka juga tengah menyosialisasikan kepada pelanggan untuk pindah ke prabayar agar lebih memudahkan pelanggan karena sistemnya beli duluan baru menggunkannya. “Juga tidak ada sitem catat mencatat meteran,” cetusnya.
Terkait dari komplain para pelanggan kenaikan tersebut lantaran KWH yang berbeda dari fakta sebenarnya, menurut Ginter tidak masalah. Dia menyarankan untuk pelanggan membayar, jika tagihan lebih itu akan dimasukan untuk tagihan bulan berikutnya.
“Asalkan ada buktinya, itu tidak masalah akan kita masukan ke bulan berikutnya, yang jelas pegangan kita di KWH meter, dan ini akan kami koreksi nantinya,” ungkapnya.
Termasuk untuk pembayaran yang besar, menurut Ginter, PLN memberi keringanan dengan cara cicil. Permasalahan yang terjadi ini tidak hanya membuat pelanggan saja yang pusing, PLN sendiri juga ikut merasakan dampaknya. Dari data awal, terjadi 2000 penumpukan. “Itu yang data yang kami dapatkan, belum yang tidak masuk dalam data kami,” pungkasnya. (co/yit)