PANGKALAN BUN - Operasi pemisahan bayi kembar siam, Muhammad Ibrahim dan Muhammad Abdullah, akan dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya. Awalnya operasi akan dilakukan di ruang operasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, namun dibatalkan. Jika operasi pemisahan tetap dilaksanakan di RSSI Pangkalan Bun, maka membutuhkan biaya yang lebih besar.
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fachrudin mengatakan, saat ini tim dokter dari Rumah Sakit Dokter Soetomo (RSDS) Surabaya telah melaksanakan rapat koordinasi untuk membahas estimasi kebutuhan biaya perawatan dan operasi Muhammad Ibrahim dan Muhammad Abdullah.
"Saat ini sedang dihitung secara terperinci oleh pihak managemen RSDS, dan setelah mendapat masukkan dari seluruh anggota tim KS RSDS dan pihak manajemen RSDS, maka selanjutnya akan dikoordinasikan dengan RSSI," ujarnya, Jumat (21/5).
Operasi pemisahan membutuhkan dana yang besar, sehingga pemerintah daerah sedang berupaya untuk menggalang dana untuk keperluan operasi kedua bayi tersebut.
Pemisahan kedua bayi tersebut lebih bagus dilaksanakan di atas usia 1 tahun, dan diketahui bahwa kedua bayi tersebut sudah melampaui usia tersebut.
"Nanti kita kirim bayi kembar siam tersebut ke RSDS, namun untuk waktunya masih belum diketahui. Kita menunggu dari RSDS," imbuhnya.
Mengingat bahwa orang tua bayi kembar siam tersebut dari keluarga kurang mampu, maka kebutuhan operasi harus dipikirkan pemkab.
Sementara itu, dukungan moril dari berbagai kalangan terhadap bayi kembar siam tersebut terus mengalir, bahkan dalam beberapa hari terakhir bantuan berupa uang dan sembako terus mengalir.
Salah seorang warga Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kobar, Hendra Cipta mengatakan, hasil penggalangan dana yang masuk ke rekening dari para donatur berjumlah Rp 5 juta. Dia baru saja mengantarkan dana dari para donatur tersebut.
"Alhamdulilah untuk sementara cukup, itu pun tidak lepas dari pantauan Puskemas Desa Sidumulyo yang terus memantau kesehatan bayi tersebut," ujarnya.
Selain dari donatur juga mengalir bantuan dari Komunitas Peduli Pangkalan Lada dan beberapa komunitas lainnya.
Ia berharap, ke depannya akan lebih banyak lagi warga yang menyalurkan bantuan kepada kedua bayi tersebut, karena orang tua bayi kembar tersebut membutuhkan biaya besar untuk kebutuhan di Surabaya. (tyo/yit)