Bayi kembar siam Muhammad Abdullah dan Muhammad Ibrahim akhirnya menjalani observasi tim dokter dari RSUD dr Soetomo Surabaya, Rabu (23/12). Observasi dilakukan untuk menetukan langkah rencana pelaksanaan operasi pemisahan.
====
Dokter spesialis anak dan tim dokter bedah kembar siam RSUD dr Soetomo Surabaya Mahruz A Rahman mengatakan, kondisi bayi kembar siam sehat. Itu terlihat dari gerakan mereka yang sangat aktif saat menjalani pemeriksaan.
”Selanjutnya yang kami periksa adalah jantung, karena jantung merupakan organ penting untuk suksesnya operasi,” kata Mahruz A Rahman.
Menurutnya, tidak ditemukan kelainan saat pemeriksaan jantung. Kondisi jantung dua bayi kembar berfungsi dengan baik.
”Hasil USG diketahui bunyi detak jantung normal. Tidak ada penyempitan pembuluh dan semuanya berfungsi dengan baik untuk kedua bayi tersebut,” terangnya.
Hanya saja, lanjut Mahruz, letak jantung sedikit berbeda. Biasanya berada di sebelah kiri, namun di hasil USG nampak bergeser sedikit ke kanan.
”Itu tidak ada masalah. Ini terjadi karena bayi kembar ini terlahir dempet dari dada hingga perut atas,” katanya.
Kondisi berbeda terjadi pada organ hati yang menempel menjadi satu. Terlihat masih berukuran kecil dan diperkirakan sekitar empat sentimeter.
”Meski menyatu hatinya, itu tidak masalah. Kami bisa mengatasinya. Kami cukup berpengalaman dalam mengatasi hal seperti ini,” bebernya.
Sementara itu, dokter spesialis bedah sekaligus tim dokter bedah kembar siam RSUD dr Soetomo Surabaya, Heroe Soebroto, mengatakan, selain mengobservasi kondisi bayi kembar siam, pihaknya juga melihat kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit. Pasalnya, tim dokter menghendaki proses operasi bayi kembar siam tersebut dilakukan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
”Kami sudah melihat tempat operasinya dan sangat mumpuni. Kalaupun ada alat yang kurang itu bisa diatasi, karena masih ada waktu untuk mempersiapkan semuanya,” katanya.
Menurutnya, operasi bayi kembar siam itu merupakan tindakan luar biasa. Maka, harus dipersiapkan secara detail, sehingga bisa meminimalisir risiko saat operasi dan pascaoperasi.
”Hasil observasi ini bakal kami diskusikan dengan tim. Operasi terhadap bayi kembar siam itu tidak bisa dilakukan sekarang dan sebaiknya setelah kasus Covid-19 landai. Minimal pada Maret mendatang,” katanya.
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Fahrudin mengatakan, dengan observasi tim bedah kembar siam RSUD dr Soetomo Surabaya ini, proses operasi bisa dilakukan segera.
”Untuk masalah waktunya ini menunggu kepastian dan kesiapan tim dokter bedah kembar siam,” tandasnya. (rin/sla/ign)