PANGKALAN BUN - Bayi kembar siam Muhammad Abdullah dan Muhammad Ibrahim dijadwalkan akan menjalani operasi pemisahan usai Lebaran. Operasi terhadap bayi berusia 1 tahun akan dilakukan di gedung bedah sentral Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun. Operasi akan melibatkan tenaga spesialis dari Surabaya dan tenaga spesialis dan perawat dari RSSI Pangkalan Bun.
Beberapa waktu lalu, kedua bayi kembar siam tersebut telah menjalani observasi oleh tim dari RSUD dr Soetomo Surabaya. Dari hasil pemeriksaan USG, organ hati kedua bayi tersebut menyatu. Setelah dilakukan pengukuran bagian yang menyambung, lebarnya mencapai 4 centimeter.
Kendati demikian, untuk organ bagian dalam dari bayi kembar siam tersebut semuanya dalam keadaan normal, misalnya bagian usus terpisah, dan organ dalam lainnya.
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fachrudin membenarkan bahwa kedua bayi tersebut dijadwalkan akan menjalani operasi selepas Lebaran. Namun dia belum bisa memastikan hari dan tanggal dilaksanakannya operasi tersebut.
"Alhamdulilah setelah dilaksanakan observasi kemungkinan besar operasi bisa dilaksanakan, info sementara yang kita terima habis Lebaran dilaksanakan operasi pemisahannya tapi tanggal pastinya belum kita ketahui," ujarnya, Jumat (30/4).
Saat ini perkembangan kesehatan bayi kembar siam yang tinggal di Desa Sidomulyo, Desa Tiga, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat itu mendapat pengawasan dari Puskesmas Semanggang dan RSSI.
Mengingat untuk operasi yang akan dilaksanakan membutuhkan biaya mencapai Rp 1 miliar, pekan depan pemerintah daerah akan menggelar rapat koordinasi membahas penggalangan dana secara konsorsium dengan melibatkan perusahaan besar swasta.
Ia menjelaskan, biaya tim dokter Surabaya sesuai dengan kemampuan daerah, karena ada yayasan kembar siam yang mengatur dan mengumpulkan donasi dari berbagai sumber.
"Rencana minggu depan akan dilaksanakan rapat galang donasi, menyangkut biaya, dan rencananya rapat dipimpin bupati dengan mengundang perusahaan besar swasta," ungkapnya.
Untuk diketahui, kondisi ekonomi bayi kembar siam yang tergolong tidak mampu tersebut, banyak mendapat perhatian dari warga Kotawaringin Barat. Salah satunya adalah warga di Kelurahan Baru, Hendra Cipta yang menempuh perjalanan dari Pangkalan Bun, menuju rumah kedua bayi kembar Siam di Kecamatan Pangkalan Banteng, untuk berbagi rezeki di Bulan Suci Ramadan.
"Kedua bayi ini membutuhkan perhatian kita untuk biaya hidup sehari-hari, karena secara ekonomi keluarganya tergolong tidak mampu, dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama," pungkasnya. (tyo/yit)