SAMPIT – Kinerja ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sejak dihantam pandemi Covid-19 pada 2020 lalu terjun bebas. Wabah membuat semua sektor ekonomi lesu. Meski demikian, asa untuk bangkitnya perekonomian harus tetap dijaga untuk memacu semangat semua pihak agar tetap bertahan di tengah kondisi apa pun.
”Laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan cukup tajam, yaitu sebesar 7,16 persen pada 2019, turun menjadi minus 3,09 persen pada 2020," kata Wakil Bupati Kotim Irawati, Rabu (21/7).
Menurut Irawati, lesunya kegiatan ekonomi masyarakat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Meski demikian, tingkat inflasi cukup rendah dan masih terkendali, yaitu sebesar 2,02 persen pada 2019 dan 1,62 persen pada 2020. Di sisi lain, pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku menurun dari Rp 57,49 juta pada 2019, menjadi Rp 56,63 juta pada 2020.
”Untuk angka kemiskinan cenderung masih bisa ditekan dari 5,90 persen pada tahun 2019 menjadi 5,62 persen pada tahun 2020. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,47 persen pada 2019 menjadi 5,25 persen pada 2020. Sementara itu, indeks pembangunan manusia (IPM) cenderung lebih baik, yaitu 71,16 persen pada 2019 menjadi 71,31 pada 2020,” ujarnya.
Mengacu dari data kinerja ekonomi daerah tersebut, lanjut Irawati, memang ada beberapa indikator ekonomi yang mengalami penurunan, namun ada pula beberapa indikator yang masih bisa bertahan meski dihantam pandemi Covid-19.
”Oleh karena itu, kita tidak boleh berkecil hati dan harus tetap optimis. Masih ada harapan untuk bisa bertahan dan bangkit kembali dalam situasi seperti sekarang. Saya yakin, dengan kita terus berikhtiar disertai tidak henti-hentinya berdoa, memohon pertolongan Allah, insya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa akan membuka jalan untuk kita bisa bangkit kembali dan terbebas dari musibah pandemi Covid-19 ini,” tandasnya. (ang/ign)