Ibu yang tengah mengandung, diminta lebih waspada terhadap penularan Covid-19. Selama penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Kotawaringin sejak 5 April 2020 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit telah menangani 70 pasien ibu hamil yang terinfeksi Covid-19.
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan RSUD dr Murjani Sampit Franky Sumarlie mengatakan, kasus ibu hamil yang tertular Covid-19 melonjak drastis pada Juli-Agustus 2021. ”Mulai Juli-Agustus, kasus ibu yang tertular Covid-19 mencapai 42 pasien,” katanya, Senin (16/8) lalu.
Franky menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil terular Covid-19, di antaranya kelalaian menjalankan protokol kesehatan (prokes), penurunan imun dalam tubuh, dan munculnya varian baru Covid-19 yang disebut-sebut lebih rentan menularkan dengan cepat.
”Saat hamil, biasanya perempuan mengalami penurunan imunitas dan sangat rentan terinfeksi Covid-19,” katanya.
Penurunan imun, lanjutnya, akan membuat risiko terinfeksi Covid-19 semakin tinggi. Hal itu berpotensi terjadi apabila terjadi perubahan perilaku dalam penerapan protokol kesehatan.
”Akhir-akhir ini pasien ibu hamil terus meningkat. Bisa disebabkan karena kemungkinan tahun lalu ibu hamil merasa takut keluar rumah. Sekarang bisa jadi sudah bosan menjalankan prokes. Akibat lengah dan lupa menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak, membuat angka kasus ibu hamil yang tertular meningkar selama dua bulan terakhir,” katanya.
Faktor lain, tambahnya, juga disebabkan munculnya beragam virus varian baru Covid-19 yang diduga kuat dapat menularkan lebih cepat hanya dengan berpapasan atau berdekatan. ”Sekali saja lengah tidak menggunakan masker, lalu berpapasan, atau berkomunikasi secara berdekatan, bisa saja berpotensi menularkan virus,” jelasnya.
Kendati demikian, meningkatnya angka kasus Covid-19 pada ibu hamil dapat dicegah dengan menerapkan prokes ketat. Selain itu, tidak beraktivitas keluar rumah apabila tidak ada hal mendesak.
Salah satu bentuk pencegahan, kata Franky, dapat dilakukan dengan kerja sama yang kompak dengan anggota keluarga. ”Suami maupun anggota keluarga yang serumah, harus kompak dan saling menjaga prokes agar ibu hamil terhindar dari infeksi virus dari orang lain yang biasa dimulai dari orang terdekatnya,” ujarnya.
Franky meminta para ibu hamil agar rutin mengecek kondisi kehamilannya. Khususnya bagi yang terinfeksi dengan gejala ringan dan menjalani isolasi mandiri di rumah. ”Ibu hamil yang tertular rata-rata kasusnya bergejala ringan hingga sedang. Tetapi, ada juga yang berat. Ada tiga kasus kematian pasien ibu hamil terjadi tahun ini, salah satunya disebabkan terlambat dibawa ke rumah sakit. Baru datang saat kondisinya sudah parah,” katanya.
Kesadaran dalam mengecek kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, lanjutnya, sangat penting jadi perhatian ibu hamil. ”Hamil muda rentan terjadi keguguran. Kalau usia trimester 2 dan ketiga, berisiko mengakibatkan bayi meninggal di dalam kandungan atau bisa diselamatkan dengan kelahiran prematur,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penanganan proses persalinan di masa pandemi berbeda dari biasanya. Pasien ibu hamil termasuk bayi yang terlahir, perlu menjalani tes PCR.
”Apabila ibu hamil tertular Covid-19, saat melahirkan bayinya juga harus dites untuk memastikan kondisinya aman dan sehat,” katanya.
Dari banyaknya bayi yang lahir dari ibu yang tertular Covid-19, lanjutnya, belum tentu bayi yang dilahirkan tertular. ”Tidak semua bayi yang lahir dari seorang ibu yang positif Covid-19 tertular juga. Dari lima bayi yang dites, hanya ada dua bayi yang hasil pemeriksaan PCR-nya positif, sedangkan tiga bayinya terinfeksi Covid-19 saat sudah di usia 3-5 bulan, bahkan lebih,” tandasnya. (hgn/ign)