Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur akan memprioritaskan penyaluran bantuan terhadap korban banjir di wilayah yang terisolasi. “Bantuan sekarang diprioritaskan bagi daerah yang sulit terjangkau atau terisolir,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Kamis (2/9).
Meskipun untuk mencapai lokasi korban banjir sulit dijangkau, namun bantuan terus didistribusikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim menggunakan armada khusus.
“Kendalanya karena ada daerah yang jauh, tapi sampai saat ini kami bisa mengatasi kendala itu. Kami menggunakan armada yang disesuaikan dengan medan yang kita tempuh sehingga bantuan tetap dapat terdistribusi dengan baik ke sasaran,” ungkapnya.
Terkait itu pihaknya terus memonitor perkembangan di lapangan. Selain itu juga bupati telah menginstruksikan kepada camat, lurah, dan kepala desa untuk terus berkoordinasi dan melaporkan setiap perkembangan debit air daerahnya. “Kalau ada perkembangan debit air daerahnya segera laporkan, agar dapat segera ditangani,” tuturnya.
Kondisi hujan yang terus menerus belakangan ini membuat banjir semakin meluas, begitu juga dengan jumlah warga yang terdampak. Berdasarkan data dari BPBD jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 10.580 jiwa yang berasal 60 desa dan satu kelurahan yang tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Antang Kalang, Tualan Hulu, Telaga Antang, Bukit Santuai, Mentaya Hulu, Parenggean, dan Kotabesi. Delapan sekolah dan tiga puskesmas juga tenggelam.
“Hujan dengan intensitas tinggi mulai merambah daerah hilir, di Kecamatan Parenggean dan Kotabesi,” sebutnya. Untuk Kecamatan Kotabesi, banjir menggenangi Desa Hanjalipan karena berada di antara pertemuan Sungai Mentaya dan Sungai Tualan. “Karena posisi persis di ujung pertemuan dua sungai itu jadi mudah sekali banjir,” terangnya. (yn/yit)