Ribuan warga Desa Kondang dan Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, terisolasi banjir akibat luapan Sungai Lamandau. Luapan salah satu sungai yang membelah kawasan barat Kalteng ini telah merendam seluruh akses jalan, baik dari dan menuju ke dua desa tersebut. Saat ini, seluruh aktivitas keluar masuk desa dilakukan dengan menggunakan transportasi air (perahu).
Meski bantuan bahan kebutuhan pokok sebanyak 100 paket dibagi rata untuk dua desa tersebut telah disalurkan, warga masih memerlukan bantuan. Pasalnya, warga sudah sulit beraktivitas ke luar desa. Bahkan, pasokan bahan pokok ke sejumlah warung di dua desa tersebut terhenti akibat banjir besar.
Salah seorang warga Desa Rungun, Gusti Bobby Harianto menuturkan, kondisi Desa Rungun sama seperti wilayah lainnya yang terdampak banjir. ”Di kampung kami warga sudah sulit beraktivitas. Jalan dan permukiman sudah terendam air. Bahkan, air sudah masuk ke sebagian rumah warga,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, banjir telah mengisolasi desa. Seluruh akses keluar masuk desa sudah tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Bahkan, ada titik tertentu genangan air sudah melewati ketinggian orang dewasa. Bagi warga yang mempunyai perahu, masih bisa melakukan aktivitas dan belanja, tetapi yang tidak, bisa menumpang atau membayar untuk ke ibu kota kecamatan.
”Akses keluar masuk kampung sebagian sudah terendam banjir. Warga sudah menggunakan perahu getek. Ada juga genangan di jalan ke kampung melewati setinggi orang dewasa,” ungkapnya.
Camat Kotawaringin Lama Nahwani belum bisa memastikan berapa jiwa yang terdampak. Namun, diperkirakan mencapai ribuan, mengingat bila banjir di dua desa tersebut, praktis seluruh rumah akan terdampak.
Sampai kemarin belum ada warga yang dievakuasi dari kediamannya. Warga lebih memilih bertahan dengan membuat panggung di dalam rumah. ”Bantuan sudah kita salurkan sebanyak 100 paket sembako yang dibagi di dua desa masing-masing 50 paket,” ungkapnya.
Guna menjaga keamanan masyarakat dan terus menginformasikan perkembangan kondisi ketinggian air, Polsek Kolam bersama Babinsa setempat setiap saat melakukan patroli dan mengecek ketinggian air.
Selain itu, imbauan untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan juga terus disosialisasikan kepada warga. ”Ketinggian air bervariasi. Dari selutut orang dewasa hingga mencapai di atas paha. Kami menjangkau dua desa tersebut dengan perahu, karena jalan sudah terputus,” katanya.
Terpisah, terus meningkatnya debit air Sungai Arut, Kota Pangkalan Bun, sejak sepekan ini membuat permukiman warga di lima kelurahan sudah mulai terendam air. Diperkirakan bila hujan deras masih terus terjadi, tidak menutup kemungkinan ratusan rumah di lima kelurahan itu akan terdampak banjir.
Di Kelurahan Raja Seberang, berdasarkan data terdapat delapan rumah yang mulai terendam air dan Kelurahan Baru empat rumah. Jumlah tersebut belum terhitung di Kelurahan Raja, Kelurahan Mendawai, dan Mendawai Seberang.
”Untuk Mendawai Seberang, hanya tersisa dua jari. Kami menilainya bila air sudah naik di atas lantai rumah, baru didata. Kalau kondisi terus hujan, besok atau lusa dimungkinkan akan bertambah rumah yang terdampak,” ujar Bhabinkamtibmas Raja Seberang, Ipda Japar. (tyo/sla/ign)