Selama tiga hari Radar Sampit mengikuti rombongan Pemkab Kotim meninjau banjir di Kecamatan Mentaya Hulu, Kotim. Berbagai permasalahan di tengah banjir mengemuka.
YUNI PRATIWI, Sampit
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal paling vital ketika warga ditimpa bencana. Karena itulah, ketika ada layanan kesehatan gratis, warga terdampak banjir di sejumlah desa Kecamatan Mentaya Hulu, menyambutnya dengan sukacita.
Rata-rata keluhan warga yang ditemui Wakil Bupati Kotim Irawati yang memimpin rombongan bersama Ketua DPRD Kotim Rinie, bukan karena mereka yang tidak dapat membeli kebutuhan pokok sehari-hari, tapi kebanyakan mengeluhkan kondisi kesehatannya.
”Tidak mau apa-apa. Ditemui saja sudah senang,” kata Suryani, warga Desa Tangkarobah Dusun Rantau Umit.
Wanita yang dalam kesehariannya berjualan kue ini selama banjir mengaku belum bisa kembali melakukan aktivitasnya. ”Tak ada penghasilan. Kalau ada anak ngasih, ya saya terima buat makan,” ujar ibu dari tiga anak perempuan, yang salah satunya bekerja di perkebunan sawit ini.
Saat Irawati menemui mereka, suami Suryani langsung menyampaikan kondisinya yang mengalami stroke ringan. Suryani mengatakan, selama terserang stroke, belum pernah memeriksakan kesehatan suaminya.
”Bapak ini tak pernah periksa,” ujarnya. Tidak hanya suaminya. Suryani juga mengeluhkan seringnya mengalami sakit kepala. Mereka langsung diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim.
”Periksanya pakai KTP tidak,” ucap Suryani polos. Langsung dijawab Irawati, bahwa pemeriksaan tersebut gratis dan warga tidak perlu menunjukkan KTP.
Beberapa obat dan vitamin diberikan kepada Suryani dan suaminya untuk dikonsumsi. Setidaknya, obat tersebut dapat mengurangi rasa sakit yang mereka rasa selama ini.
Sebelum diperiksa kesehatannya, tangan Suryani tak lepas menggenggam lengan Irawati. Dia melakukan itu saking senangnya bertemu orang nomor dua di Kotim itu. Pertemuan tersebut seperti mimpi baginya. Bahkan, Suryani tidak bisa berkata apa-apa sampai Irawati menawarkan pemeriksaan kesehatan untuk mereka.
Sebelum ke rumah Suryani, pemeriksaan kesehatan lebih dulu dilakukan di rumah tetangganya yang juga mengalami stroke. Adanya layanan kesehatan yang langsung mendatangi rumah, sangat mereka nantikan karena selama ini warga setempat tidak pernah berobat.
Selain di Desa Tangkarobah, hal yang sama juga terjadi di Desa Bawan. Desa selanjutnya yang didatangi Irawati. Banjir terlihat merendam hampir seluruh rumah di desa itu. Bahkan, seorang warga hanya bisa terbaring sakit di rumahnya yang separuh terendam air.
Irawati bersama Rinie masuk ke rumah menggunakan perahu kecil. Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang langsung memeriksa kondisi kesehatan warga tersebut.
Di tengah banjir itu, sejumlah warga memang diserang sakit. Kondisi itu menambah berat beban mereka yang ditimpa bencana. Apalagi sakitnya hampir tak pernah tersentuh tenaga kesehatan.
Anang (70), warga Desa Kawan Batu, misalnya, sudah empat tahun mengalami stroke hingga tak dapat lagi berjalan. Kakek itu belum pernah sekalipun berobat. Bukan karena tidak ingin memeriksakan diri, apalagi sudah hampir dua tahun belakangan desa mereka tidak mempunyai tenaga kesehatan, baik bidan ataupun perawat.
Karena itulah, kehadiran Irawati bersama rombongan yang didampingi tenaga kesehatan disambut gembira. Bahkan, seorang warga berinisiatif membawa tikar ke tengah jalan desa untuk tempat mereka memeriksakan diri.
”Kalau sakit biasa paling minum obat warung. Sebenarnya tidak ada keluhan, tapi dengar ada pengobatan gratis senang sekali. Makanya langsung periksa. Tensi tadi naik sedikit, ini sudah di kasih obat,” ujar Tarliah (45), warga yang mendapatkan pelayanan kesehatan.
Di Baampah, desa terakhir yang dikunjungi, ada tiga orang yang diperiksa dalam satu keluarga. Rumah warga tersebut sudah terendam. Mereka membuat panggung di dalam rumah agar tetap bisa bertahan meski banjir.
Misnah, salah satu anggota keluarga saat ditemui Irawati mengeluh sakit kepala dan segera diperiksa kesehatannya. Tak lama ia pun menangis di pelukan Irawati. Irawati mencoba menenangkannya sambil menghibur dan menguatkan mereka agar bersabar dengan musibah yang terjadi saat ini.
Setelah sedikit tenang, Misnah mengatakan, ibunya yang sudah berusia lanjut mengalami stroke dan tidak bisa berjalan. Dia minta agar ibunya juga diperiksa. Irawati mengatakan, kehadirannya bersama Ketua DPRD Kotim dan rombongan bukan hanya untuk menyerahkan bantuan paket bahan pokok secara simbolis. Tetapi sekaligus ingin melihat langsung kondisi warga, sehingga mereka tahu apa yang dibutuhkan warga terdampak banjir. Mereka juga hadir di tengah-tengah warga untuk memberikan semangat.
”Makanya kami bawa tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis. Seperti di Desa Kawan Batu, hampir semua warganya berobat, karena di sini tidak ada mantri, jadi kesempatan mereka berobat gratis,” kata Irawati. (***/bersambung/ign)