Pengguna kendaraan roda dua di Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama (Kolam) mengeluhkan sikap para sopir truk saat melintas di ruas jalan provinsi tersebut.
Karena menghindari titik jalan yang rusak, truk – truk tanpa muatan tersebut kerap kali melawan arus alias masuk ke lajur kanan. Akibatnya para pengguna jalan lainnya terpaksa harus mengalah dengan menepi untuk menghindari celaka.
Sikap tidak terpuji di jalan raya tersebut semakin menjadi ketika malam hari, terkadang truk tanpa muatan tersebut beriringan saat melaju dari arah Kotawaringin Lama atau dari Pangkalan Bun.
Perilaku Ugal-ugalan sopir truk tersebut dikhawatirkan memakan korban, karena saat ini ruas jalan tersebut terbilang padat, terutama di kawasan permukiman warga di Kelurahan Mendawai Seberang maupun Raja Seberang.
Salah seorang warga Raja Seberang, Heri mengaku kesal dengan sikap sopir truk yang seenaknya melintas dengan kecepatan tinggi, tidak jarang truk terlihat meliuk ke kanan dan ke kiri menghindari lubang-lubang. “Biasanya habis magrib truk – truk mulai jalan beriringan dan seolah tidak peduli dengan keselamatan pengguna jalan lain kalau sudah menghindari jalan yang rusak,” keluhnya, Senin (18/10).
Sementara itu, pengguna jalan lainnya, Hendra mengungkapkan bahwa arogansi para sopir truk di jalan bukan hal yang aneh karena kendaraan besar yang mereka bawa menjadi raja jalanan. Ia mengaku hampir saja celaka oleh kendaraan tersebut, karena saat melintas di KM 03 Raja Seberang dan sudah berada di jalur kiri, ada iringan truk dan yang paling depan memaksa masuk ke jalurnya, terpaksa ia harus turun ke luar badan jalan.
“Saya teriaki juga cuek saja mereka, bahkan semua truk yang di belakang ikut-ikutan yang di depan, padahal di belakang saya banyak pengendara roda dua yang berhenti,” bebernya.
Ia berharap agar seluruh pengguna lalulintas dapat saling menghargai dan saling menghormati karena jalan tersebut adalah jalan umum dan semua warga memiliki hak yang sama. (tyo/sla)