Ratusan ternak babi milik masyarakat di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dilaporkan sakit dan mati. Diduga ternak babi terserang virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika. Dinas Pertanian Kabupaten Gumas menyatakan virus tersebut tidak menular ke hewan ternak lainnya.
“Penularan virus ASF hanya menyerang ternak babi, dan tidak dapat menular ke hewan ternak lain, apalagi manusia,” ucap Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas pada Pertanian Kabupaten Gumas Yuliana Elisabeth, Jumat (22/10).
Dia mengatakan, virus ASF tidak dapat menular meskipun daging ternak tersebut dikonsumsi manusia. Hanya saja secara etika kesehatan, masyarakat harus mengonsumsi daging hewan yang sehat.
“Kami imbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap penyebaran virus ini. Kalau ada ternak yang mati, maka harus segera dikubur,” ujarnya.
Sejauh ini, belum bisa dipastikan penyebab sakit dan matinya hewan ternak babi tersebut. Dilihat dari gejala, mengarah pada penyakit ASF.
“Untuk kepastiannya, kami masih menunggu hasil pengambilan sampel pada hewan ternak babi, yang dilakukan oleh Balai Veteriner (B-Vet) Banjarbaru,” tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi penyebaran virus tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas melakukan penyuluhan kepada masyarakat atau pemilik ternak babi mengenai pentingnya menjaga kebersihan kandang serta rutin dalam pemberian pakan.
“Apabila ada hewan ternak yang sakit dan mati, sebaiknya segera melakukan isolasi dengan memisahkannya dari hewan yang sehat. Kandang ternak juga harus dikosongkan kurang lebih selama dua bulan, serta lakukan penyemprotan disinfektan,” tegasnya.
Terhitung hingga pertengahan Oktober 2021, daftar riwayat kejadian ternak babi yang sakit mencapai 343 ekor, 206 ekor ternak mati karena sakit, serta 47 ekor mati dipotong karena terlihat sakit.
“Sebenarnya masih banyak kasus ternak babi yang sakit dan mati, namun sebagian dari masyarakat tidak melapor, karena biasanya hewan ternak itu langsung dipotong dan dikonsumsi,” pungkasnya. (arm/yit)