Gelombang tinggi di perairan Laut Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengancam aktivitas penangkapan ikan para nelayan pesisir terpadu Bugam Raya. Gelombang tinggi diakibatkan oleh pengaruh dari belokan angin dan konvergensi sehingga berkontribusi terjadinya hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang.
Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Aqil Ikhsan mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku 27 sampai dengan 28 November 2021.
“Ketinggian gelombang untuk wilayah Kotawaringin Barat antara 1,25 meter sampai dengan 2,5 meter,” ungkapnya, Sabtu (27/11).
Ketinggian gelombang di atas 1,25 meter yang terjadi di pesisir Kumai itu mengancam dan berbahaya bagi keselamatan aktifitas nelayan yang mencari ikan.
Terkait dengan angin kencang yang menerjang pesisir Kecamatan Kumai pada 26 November 2021 yang disertai dengan hujan lebat tersebut, ditegaskannya bahwa kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 sampai 30 knots.
Dengan kecepatan tersebut efek hembusan angin dapat merusak bangunan dengan atap genteng atau dengan kondisi rumah dengan kayu yang tidak kuat mengikat dinding.
“Secara umum memang tenang akan tetapi gelombang tinggi terjadi pada malam hari hingga pagi hari tanggal 28 November 2021,” imbuhnya.
Dengan kondisi cuaca ekstrem tersebut ia mengimbau agar para nelayan dan masyarakat di pesisir terpadu Bugam Raya dapat berhati-hati saat beraktivitas di laut. (tyo/sla)