Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam beberapa bulan terakhir masih terus membenahi kawasan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Lokasi di Jalan Jenderal Sudirman Km 14 itu akan diubah konsepnya menjadi wisata edukasi lingkungan. ”Saya ingin masyarakat mendekati sampah, bukan malah menjauhinya. Konsep wisata edukasi lingkungan ini agar masyarakat dapat melihat sendiri cara pengelolaan dan daur ulang sampah,” kata Sanggul Lumban Gaol, Kepala DLH Kotim, Rabu (1/12).
Untuk diketahui, lokasi TPA memiliki luasan 62 hektare. Dari muara Jalan Jenderal Sudirman Km 14 masuk ke dalam berjarak sekitar 1,5 km. Di dalamnya terdapat Kantor UPTD Pengelola Sampah yang memiliki 14 pegawai, aula edukasi, zona komposting, instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) yang terdiri dari 10 kolam penampungan, serta dua sanitary landfill.
Sekitar 700 meter dari kantor UPTD rencananya dibangun area penghijauan serta fasilitas untuk mengolah aneka kerajinan tangan berkonsep wisata edukasi. ”Ke depannya saya ingin hutan di sini terus dilestarikan agar udara menjadi lebih sejuk dan bisa mengurangi aroma sampah,” katanya.
Para pemulung akan dipekerjakan mengolah aneka kerajinan tangan dari daur ulang sampah. ”Mau saya disediakan gazebo untuk mereka mengolah aneka kerajinan tangan. Tempat sampah kita sulap jadi tempat wisata yang mengedukasi,” ujarnya.
Selain itu, DLH Kotim akan menyediakan area kolam pemancingan untuk para pengunjung. “Kolam pemancingan sedang dipersiapkan, nanti kita tabor benih ikan di sana, pengunjung tidak hanya dikenalkan caranya mengelola sampah, tapi juga bisa berekreasi memancing,” katanya.
Sanggul ingin mengupah pola pikir masyarakat untuk mencintai sampah, yakni dengan menjaga lingkungan tetap bersih, sehingga tercipta masyarakat yang sehat. ”Sampah di sini harta karun yang terpendam. Kalau pintar mengelolanya, bisa bernilai harganya. Pulang dari sini, pendatang bisa belajar menghargai sampah dan pelan-pelan mengubah mindset masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai,” katanya.
Di lokasi TPA juga dilengkapi zona komposting, sampah sayur-sayuran yang telah membusuk diubah menjadi kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Kompos dikemas dengan label buatan DLH Kotim. Setiap kemasan seberat 5 kg dijual dengan harga Rp 12.500.
Selain itu, pihaknya akan menambah pembanguan sanitary landfill baru yang diestimasikan menelan anggaran Rp 30 miliar melalui dana pemerintah pusat yang dikerjakan oleh Satuan Kerja PUPR. Sanitary landfill di zona nonaktif memiliki luasan 1,5 Ha dan di zona aktif seluas 1 Ha. Masing-masing sanitary landfill memiliki daya tampung sampah yang dapat bertahan 5-7 tahun.
Sedangkan, rencana landfill yang akan dibangun nanti dapat bertahan hingga 10-12 tahun karena lahan yang disediakan 3 kali lipat lebih luas dari landfill yang ada. Maka secara otomatis daya tampung sampah lebih banyak. ”Mudah-mudahan tidak diundur dan persoalan Covid-19 ini segera berakhir. Rencana di tahun 2022 akan dibangun lagi landfill baru seluas 5 Ha sekaligus tahun depan akan membuka wisata edukasi lingkungan dan area kolam pemancingan untuk pengunjung,” tandasnyas. (hgn/ign)