Anggota Komisi III DPRD Kotim Riskon Fabiansyah mengatakan, pihaknya memang sering mendengar selentingan kabar bahwa eks lokalisasi yang dikenal dengan sebutan Pal 12 itu kembali beroperasi. Dia menerima informasi bahwa operasionalnya lokalisasi tidak seperti sebelumnya yang secara terang-terangan dan banyak yang menyediakan jasa pemuas nafsu pria hidung belang tersebut.
”Beberapa kali kabarnya Satpol PP Kotim datang ke sana melakukan razia dan pengawasan, namun tidak ditemukan. Bahkan, Wabup Kotim (Irawati) pascadilantik pun pernah ke sana, tetapi tidak mendapati operasionalnya karaoke dan layanan plus-plus itu,” ujar Riskon. Menurut Riskon, setiap ada inspeksi mendadak dari instansi terkait, kawasan itu seketika berubah menjadi sepi dan normal. Namun, ketika petugas pergi, aktivitas itu kembali berjalan sembunyi-sembunyi. Hal tersebut diduga karena adanya kebocoran informasi. ”Setiap ada razia ke sana, selalu berakhir dengan nihil. Informasi sudah bocor duluan, sehingga ini harus dibenahi,” kata politikus Partai Golkar ini.
Lebih lanjut Riskon mengatakan, masalah tersebut merupakan momentum bagi Pemkab Kotim untuk membuktikan ampuhnya Perda Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat yang baru disahkan akhir 2021 lalu. Pihaknya ingin melihat efektivitas perda itu dilaksanakan. Apalagi Satpol PP sudah diperkuat penyidik PNS, sehingga tidak ada alasan untuk tidak bertindak di lapangan. ”Apabila informasi tentang operasionalnya bisnis esek-esek di Pal 12 itu tidak segera ditangani pemerintah dengan cepat, lambat laun lokasi itu akan buka seperti sedia kala lagi,” ujar Riskon.
Di sisi lain, kata Riskon, setiap pihaknya melakukan reses di daerah itu, ada permintaan sebagian masyarakat agar areal tersebut dihibahkan jika pemerintah daerah tidak bisa mengelolanya. ”Karena sejauh ini belum ada rencana mau dikemanakan dan digunakan sebagai apa tanah itu oleh pemerintah daerah,” katanya. Sebelumnya diberitakan, eks lokalisasi Pal 12 dikabarkan kembali beroperasi menawarkan perempuan bagi pria hidung belang. Informasi dihimpun Radar Sampit, setiap malam lokalisasi itu selalu ramai didatangi pengunjung.
Menurut warga yang enggan namanya disebutkan, kegiatan itu berlangsung cukup lama. Setiap malam selalu ramai didatangi pengunjung, terlebih pada Sabtu malam. Awalnya, ungkap warga tersebut, kegiatan itu dilakukan sembunyi-sembunyi. Namun, kini sudah terang-terangan. Sebagian besar perempuan yang bekerja menjadi pemuas nafsu rata-rata dari luar Kotim. Selain pendatang baru, lanjutnya, perempuan di lokasi itu juga ada orang lama yang sudah dipulangkan, namun kembali lagi. “Dulu semua pekerjanya pulang. Saat itu pemerintah memberi mereka uang,” ujarnya, Senin (10/1). ”Banyak muda-muda dan cantik-cantik perempuannya sekarang. Selain menyediakan itu (layanan esek-esek, Red), mereka juga buka karaoke,” katanya. (ang/ign)