Kasus pembuangan bayi kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Seorang bayi berjenis perempuan ditemukan tergeletak di dalam kardus, di rerumputan dekat selokan Gang Suhada RT 25, RW 4, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sabtu (12/2) pukul 12.30 WIB. Informasi yang dihimpun Radar Sampit, keberadaan bayi tersebut ditemukan oleh seorang warga bernama Warsi Darmadi.
Tak lama kemudian, warga setempat ramai berdatangan dan berebut ingin membawa pulang bayi tersebut. Pada saat bersamaam, Anisa Fitri yang berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Ketapang II melewati lokasi kejadian. ”Saya bingung, banyak warga berkumpul ributribut, ternyata ada penemuan bayi, warga berebut ingin membawa pulang,” kata Anisa Fitri kepada Radar Sampit, Sabtu (12/2). Anisa menyarankan agar bayi ditangani di Puskesmas Ketapang II untuk dilakukan perawatan terlebih dahulu. Sebab, kondisi masih terdapat ari-ari dan tali pusar yang masih menempel.
“Niat warga sebenarnya baik, tetapi mengadopsi bayi, tidak semudah itu. Setahu saya harus ada prosedurnya, siapa tahu ada yang ingin mengambil malah ditelantarkan lagi kan kasihan, lebih baik bayi dirawat dulu, sampai kondisinya stabil,” kata Annisa. Melihat tali pusar yang masih menempel, Anisa menduga bayi tersebut baru dilahirkan kurang dari 10 jam. “Kemungkinan bayi ini dilahirkan Sabtu pagi tadi, tali pusarnya masih segar dan menempel,” katanya. Selain Anisa, dr Siti Rahmah juga ikut menangani bayi malang tersebut. “Bayi langsung kami tangani selayaknya bayi yang baru lahir. Bobotnya 2.800 gram dan panjang 45 cm. Saat kami melihat kondisinya, bayi mengalami hipotermi dan hipoglikemik. Suhu tubuh 36,3 celcius saat kami lakukan pemeriksaan. Beberapa anggota badannya ada yang sampai digigit semut. Sekarang, kondisi bayi sudah stabil,” kata dr Siti Rahmah.
Kepala Puskesmas Ketapang II Setyo Purwanto mengatakan, pihaknya telah melaporkan penemuan bayi ke pihak kepolisian setempat. “Sampai saat ini bayi masih dalam perawatan di puskesmas. Malam ini dari Dinsos Kotim dan DP3AP2KB Kotim menjenguk melihat langsung kondisi bayi,” kata Setyo. Menurut Setyo, kejadian semacam itu baru kali ini terjadi di wilayah kerjanya. Dirinya pun merasa prihatin dengan adanya peristiwa pembuangan bayi tersebut. “Yang saya tahu, kejadian baru ini, langsung dibawa ke puskesmas,” tambahnya.
Dirinya tidak dapat memastikan apakah pembuang bayi tersebut warga sekitar Puskesmas Ketapang II atau bukan. Berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan, tidak ada ibu hamil yang akan melahirkan. “Makanya saya tanyakan, ada atau tidak perkiraan ibu-ibu hamil yang mau melahirkan. Menurut mereka, tidak ada. Susah kita menentukan yang seperti itu. Sedangkan kalau dari pemeriksaan hari ini, tidak ada ibu-ibu yang mau mengarah melahirkan,” ungkap Setyo. Menurutnya, sempat ada seorang ibu yang mengaku menemukan bayi itu dan memaksa ingin mengambilnya.
Namun dirinya menjelaskan bahwa ada aturan dalam mengadopsi bayi. “Ada satu orang, dia mau mengambil paksa, ngakunya dia yang menemukan,”tuturnya. Dengan tegas Setyo menolak permintaan dari wanita tersebut. “Saya tidak mengijinkan untuk itu, saya bilang ini manusia yang ada prosesnya dan ini masih dalam pengawasan kami untuk dirawat. Nanti proses adobsinya bagaimana, itu urusan dengan polisi,” jelasnya. Kapolsek Ketapang Kompol Samsul Bahri membenarkan adanya penemuan bayi. Polsek menerima laporan dari Anisa Fitri sekitar pukul 14.30 WIB.
Dari pemeriksaan yang dilakukan anggota kepolisian, ditemukan barang bukti celana pendek berwarna merah maroon, kardus, dan tikar. “Pelapor (Anisa) berniat ingin bekerja tiba-tiba melihat warga ramai berkumpul di Gang Suhada. Setelah itu, pelapor mendekati kerumunan dan melihat bayi berada di pinggir parit yang dibuang oleh orang yang tidak diketahui. Pelapor kemudian melaporkan ke Polsek Ketapang dan mengevakuasi bayi ke Puskesmas Ketapang II,” katanya. Pihaknya akan mengusut kasus tersebut dengan melakukan penyelidikan, termasuk memeriksa sejumlah saksi terkait. “Masih kami selidiki, apakah sengaja dibuang atau karena hasil perbuatan hubungan terlarang,” tandasnya.
Catatan Radar Sampit, tindakan keji pembuangan bayi pernah terjadi ditanggal yang sama, namun di bulan dan tahun yang berbeda. Tepatnya, Minggu 12 Desember 2021, seorang bayi tanpa busana ditemukan tiga warga sekitar pukul 14.00 WIB semak-semak kebun di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Baamang Hulu. Dari kasus pembuangan bayi, ada yang ditemukan selamat dan ada yang ditemukan meninggal. Sebagian pelaku merupakan orang tua korban. Ada yang berhasil ditangkap aparat dan yang belum terungkap. Kejahatan keji itu dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya kelahiran bayi yang tidak diinginkan alias diperoleh dari hubungan gelap pasangan diluar menikah dan adapula karena faktor ekonomi. (hgn/yn/yit)