JAKARTA – Upaya peningkatan pelayana kepada petani kelapa sawit mitra perusahaan menjadi salah satu fokus pengembangan di tahun 2022. Program digitalisasi Astra Agro yang sudah dimulai sejak 2018 itu kini terus dikembangkan.
Di awal tahun ini, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi itu kembali meluncurkan aplikasi-aplikasi berbasis internet.
“Program digitalisasi itu kini sudah mulai menyentuh petani yang menjadi mitra perusahaan,” kata Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro, Santosa saat acara Talk to The CEO yang digelar secara online, Selasa (15/2).
Menurutnya dengan penerapan teknologi berbasis internet, maka diharapkan pelayanan perusahaan terhadap petani mitra bisa menjadi lebih baik. “Pada akhirnya, sesuai semangat ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ yang melekat pada visi misi perusahaan, kami tentu berharap masyarakat juga ikut mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari kemitraan dengan Astra Agro,” sambungnya.
Aplikasi bernama Siska ini merupakan kependekan dari Sistem Informasi Kemitraan. Dengan aplikasi ini, transaksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit milik masyarakat petani ke perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Siska mendorong kelancaran pengiriman buah sehingga masyarakat petani bisa memanfaatkan waktu mereka dengan kegiatan yang lebih produktif.
Santosa menyebut bahwa mekanisme transaksi penjualan TBS masyarakat ini memang perlu dikelola. Sebab, selain mengolah TBS dari masyarakat, perusahaan juga mengelola TBS dari kebun inti. “Pengaturan jadwal yang rapi dan sistematis akan membantu kelancaran pengiriman buah-buah ke pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan,” tegasnya.
Dari tahun ke tahun, kemitraan dengan petani juga semakin signifikan. Dibandingkan tahun sebelumnya, pada akhir 2021 lalu Astra Agro mencatat kenaikan pembelian TBS dari petani mitra sebesar 25,6 persen.
Selain Siska, perusahaan juga meluncurkan Tiara, Almira, dan Amanda Rawat 2.0.
Bila Siska didedikasikan untuk kepentingan petani mitra, Astra Agro juga meluncurkan aplikasi bernama Tiara (TBS Prediksi Astra), Almira (Aplikasi Maintenance Astra Agro).
Tiara dirancang sebagai aplikasi yang berguna untuk memprediksi produksi TBS di masa mendatang melalui penggunaan machine learning. Dengan kehadiran Tiara, proses plan produksi yang semula memakan waktu panjang bisa lebih cepat dan akurat.
Sedangkan Almira dirancang untuk menjamin perawatan unit-unit di pabrik berjalan dengan rutin dan baik. Diharapkan, kondisi seluruh unit dalam kondisi prima sehingga performa selalu dalam keadaan terbaik dan mengurangi kerusakan maupun kendala teknis yang dapat menghambat kelancaran kerja di pabrik.
Di samping meluncurkan aplikasi baru, Astra Agro juga terus mengembangkan aplikasi-aplikasi yang sudah ada. Salah satunya, aplikasi Mandor Rawat (Amanda) yang telah beroperasi sejak beberapa tahun lalu dan sangat berguna dalam membantu pekerjaan operasional para mandor dalam proses perawatan.
Aplikasi tersebut kini telah memasuki tahap kedua, sehingga lahirlah Amanda Rawat 2.0. Berbeda dengan versi sebelumnya, banyak keunggulan baru pada Amanda Rawat 2.0. Diantaranya adalah membantu mandor rawat dalam membuat laporan produksi, mengontrol dan memonitor pekerjaan rawat secara efektif dan efisien, maupun membantu dalam evaluasi harian pekerja rawat secara akurat.(sla)