Kecelakaan tragis terjadi di Jalan Lintas Amin Jaya – Sukamandang, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (28/7).
Dua korban luka-luka dan satu korban lagi meninggal di tempat kejadian setelah ditabrak pikap granmax bermuatan sayur yang dikemudikan Ngatiran, warga Sukamandang B3, Kabupaten Seruyan.
Korban meninggal adalah Suwito alias Sarbo (55). Lelaki setengah baya warga Desa Amin Jaya ini meninggal dengan cidera kepala setelah ditabrak pikap bernopol G 1667 UM ketika sedang duduk bersantai di teras warung kopi di pinggir jalan poros antar kabupaten itu.
Sedangkan dua korban lain yakni Rita Rosita mengalami patah bahu dan Sukanan luka ringan dan hanya menjalani rawat jalan.
Informasi dihimpun, sebelum kejadian, ketiga korban tersebut sedang bersantai di warung kopi milik Sali. Bila dilihat dari jalur Amin Jaya menuju Sukamandang, posisi warung berada di sisi kiri jalan.
Kecelakaan tersebut diduga akibat sopir pikap tidak mampu mengendalikan kendaraannya selepas memasuki tikungan di dekat warung berkonstruksi kayu tersebut. Pikap diduga melaju dengan kecepatan tinggi saat memasuki tikungan ke kiri. Akibatnya mobil berwarna putih itu melebar ke jalur kanan dan dua roda kanannya turun dari aspal.
Selanjutnya sopir diduga bereaksi dengan membanting setir ke kiri, namun nahas keputusan itu berbuah petaka, pikap sedikit melintir dan menghantam teras warung kopi. Tak hanya itu pikap terus melaju hingga akhirnya berhenti setelah menabrak motor dan juga dinding toko lain di dekat warkop tersebut.
Sali, pemilik warung kopi tersebut mengungkapkan bahwa kejadian sangat cepat. Tiba-tiba terjadi suara benturan, dan saat itu korban meninggal yang awalnya duduk di teras, terlempar ke dalam warkopnya.
“Cepat sekali, korban tidak sempat menghindar. Setelah menabrak tiga korban di teras warkop saya, pikap masih melaju dan menabrak motor saya yang terparkir, kemudian menabrak toko disebelah warkop,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa, meski telah menabrak toko dan berhenti, suara mesin mobil masih menyala. “Saya kaget (shock) dan langsung berteriak mencari pertolongan. Dua korban selamat langsung diantar ke puskesmas. Sedangkan untuk korban meninggal, saya dan warga lainnya tidak berani mengevakuasi saat itu juga. Kami menunggu polisi dari Polsek dan Satlantas dulu,” terangnya.
Sementara itu, Ngatiran, sopir pikap maut itu mengungkapkan bahwa kendaraannya lepas kendali dan sudah sedikit oleng sebelum sampai ke lokasi kejadian. Ia juga membantah tuduhan sejumlah warga bahwa dirinya mengantuk atau bahkan sedang mabuk miras.
“Mobil sudah susah dikendalikan, saya tidak mengantuk dan juga tidak mabuk seperti yang dituduhkan oleh warga yang datang ke lokasi itu,” katanya.
Kasatlantas Polres Kobar Iptu Bayu Caesaria melalui Kanitlaka Satlantas Polres Kobar Aiptu Hengki Setiawan mengungkapkan bahwa sopir pikap telah diamankan dan tengah menjalani proses pemeriksaan.
“Sopir telah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan Satlantas Polres Kobar,” katanya. (sla)