SAMPIT- Penjabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) beberapa waktu lalu sempat berpesan, agar warga tidak menjual lahan yang mereka miliki. Menurutnya, apabila lahan asli milik warga kerap diperjualbelikan, terutama pada investor maka lambat laun dikhawatirkan wilayah Kotim akan banyak diisi oleh orang dari luar daerah.
"Nanti orang asli di sini akhirnya tidak memiliki lahan karena lahannya sudah habis dijual. Apabila lahan dijual, kemudian dimanfaatkan oleh orang lain atau pembeli, maka warga asli daerah nantinya hanya akan jadi penonton dan tidak memiliki apa-apa,” imbuhnya saat berpidato di Gedung Serba Guna Sampit.
Karena itu, dirinya lebih menyarankan agar warga Kotim memacu kreativitas dengan mengolah dan berinovasi dengan sumber daya alam(SDA) yang sudah tersedia.
Sementara itu Bupati Kotim Supian Hadi juga mengatakan, dirinya telah berupaya mendorong dan memancing kemampuan warga untuk dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia. Seperti dengan membangkitkan kembali ikon kota Sampit yakni ikan Jelawat, agar bisa memberikan motivasi untuk meningkatkan kreatifitas warga.
Menurutnya, hal itu pun telah menumbuhkan kreativitas masyarakat dan juga membuat UMKM, seperti produksi lokal makanan ringan kembali bergairah, terutama pengolahan pangan dari ikan Jelawat, seperti krupuk jelawat dan lainnya. Selain itu lanjutnya, termasuk pula untuk pemanfaatan rotan Kotim, yang menurutnya masih sangat diminati dengan pengolahan-pengolahan produk meubel, seperti kursi dan meja.
"Saya ingin terus menggerakkan usaha-usaha kecil, agar masyarakat terus kreatif memanfaatkan SDA yang kita miliki. Jadi tidak hanya fokus ingin menjual lahannya saja," tandas Supian Hadi.(gus)