Jelang Lebaran 1444 Hijriah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani memastikan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetap beroperasi 7X24 jam selama libur Lebaran. “Pelayanan IGD tetap beroperasi 7 x 24 jam selama libur Lebaran. Tenaga kesehatan kami yang bertugas siap melayani pasien kapanpun waktunya,” kata dr Sutriso Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit melalui Kabid Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany, Rabu (19/4).
Yulia mengatakan selama momen Lebaran, jadwal jaga dokter IGD dan dokter spesialis tak ada perubahan. “Kami memiliki 20 dokter umum dan 41 dokter spesialis yang siap bertugas. Khusus dokter spesialis yang lebih dari satu seperti dokter spesialis anak, obgyn, penyakit dalam bertugas di IGD sesuai jadwal dan siap menangani pasien yang membutuhkan penanganan spesialistik dengan kasus darutat,” katanya. “Untuk dokter spesialis yang hanya satu seperti dokter spesialis jantung dan dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter orthopedi dan dokter spesialis lain yang hanya satu, mereka tidak ada jadwal jaga IGD dan harus siaga bertugas ketika dibutuhkan penanganan pasien kasus darurat,” tambahnya.
Di sisi kesiapan sarana dan prasarana, IGD RSUD dr Murjani Sampit yang terletak dilantai dua terbagi menjadi tiga ruang yaitu Unit Gawat Darurat (UGD), Ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), Ruang Operatie Kamer (OK) atau Ruang Operasi Darurat (Cito). “Operasional IGD tidak bisa dipisahkan dengan sarana pendukungnya yaitu ruang laboratorium, ruang radiologi yang juga siap siaga. Sehingga, tenaga kesehatan tetap bertugas sesuai jadwalnya,” ujarnya.
Yulia menambahkan, ruang UGD memiliki 35 bed pasien yang terbagi di Triase kategori merah berkapasitas 8 bed khusus untuk pasien prioritas yang membutuhan penanganan segera. Contohnya, pasien dengan kasus cedera kepala berat, luka bakar tingkat tiga, serangan asma akut, serangan jantung. Kemudian triase kategori kuning berkapasitas 9 bed khusus untuk pasien yang membutuhkan tindakan segera hanya saja tidak dalam kondisi kritis. Ketiga, triase kategori hijau berkapasitas 3 bed khusus untuk pasien yang mengalami cedera ringan dan masih mampu berjalan contohnya mengalami luka lecet karena kecelakaan atau mengalami demam tinggi. Pasien dengan kategori hijau biasanya akan ditempatkan di ruang observasi. Terakhir, triase kategori hitam yang hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin ditolong karena sudah meninggal ketika dibawa ke IGD.
“Kami juga menyediakan 6 bed di ruang transit pasien. Pembagian kategori triase ini untuk menentukan pasien mana yang harus lebih dulu ditangani sesuai dengan tingkat kegawatdaruratan pasien,” ujarnya. Menjelang Lebaran, umumnya kunjungan pasien di IGD terjadi peningkatan. Hal itu dikarenakan, layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik atau dokter pribadi yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagian besar mengambil libur selama Lebaran.
“Kunjungan IGD menjelang Lebaran seperti pada malam takbiran biasanya mengalami peningkatan terutama pada penanganan pasien kasus kecelakaan lalu lintas. Tetapi, tidak semua yang dilayani di IGD pada momen Lebaran itu kasus berat, ada juga kasus penyakit yang tidak begitu berat, karena mulai 21-25 April 2023 layanan Poliklinik diliburkan sehingga pasien sakit yang perlu perawatan medis dialihkan penanganannya sementara ke IGD,” pungkasnya. (hgn/yit)