Kebakaran lahan yang terjadi bertubi-tubi dalam beberapa hari terakhir membuat tim gabungan pemadam kebakaran harus bekerja ekstra. Sejumlah armada pemadam harus bolak-balik menuju titik api. Puluhan personel berpencar menangani amukan bara.
Embusan angin memantik bara api yang terus menjalar dari Jalan Pramuka Gang Hidup Baru dan Jalan Nusantara hingga Jalan Ir Soekarno, jalur lingkar utara. Persisnya di depan Pondok Pesantren Darussalam. Mulanya lahan dikabarkan terbakar di dekat Perumahan Graha Pramuka sekitar jam 08.00 WIB, Rabu (16/8) pagi. Hingga sore, api terus merembet ke arah barat. Ranting dan dedauan kering dilahap api begitu cepat. Kepulan asap pekat membumbung tinggi. Sejumlah personel tim gabungan pemadam kebakaran terus melangkah maju mendekati titik api. Selang air sepanjang 300 meter dibawa masuk ke semak belukar menjauhi mobil tangki oranye milik BPBD Kotim. Mereka terus melangkah meski asap samar-samar menutupi raga. Mata yang memerah menghadapi asap tidak menyurutkan langkah mereka untuk kembali. Kobaran api terus dipadamkan dengan segala upaya menggunakan air yang tak cukup dengan hanya 1 tangki.
Beruntungnya, di Jalan Ir Soekarno terdapat drainase yang mengandung air sungai berwarna merah seperti air teh. Setelah diisi, mobil tangki dibawa ke titik lokasi api. Di Jalan Ir Soekarno ada tiga titik lokasi kejadian kebakaran. Pertama, titik yang sama dari lahan yang terbakar di Jalan Pramuka yang menjalar hingga ke Jalan Ir Soekarno. Kejadian kedua di Jalan Ir Soekarno Gang Wana Juang Mandiri yang sudah dikabarkan terbakar sejak Selasa (15/8) dan masih terus berkobar hingga Rabu (16/8) malam. Titik itu tak bisa ditangani tim pemadam darat, karena api berjarak 300 meter dari jalan, sehingga tak ada akses kendaraan mobil tangki untuk masuk mendekati titik api. Tim pemadam hanya dapat memantau menggunakan kendaraan roda dua, dilanjutkan berjalan kaki. ”Di Jalan Wana Juang belum dapat ditangani. Sementara ini masih masyarakat setempat saja yang membantu memadamkan. Untuk kejadian kebakaran di simpang Desa Kandan, Kecamatan Kotabesi yang masih sejalur dengan Jalan Ir Soekarno siang hingga sore ditangani menggunakan perbantuan helikopter water bombing dari BPBD Kalteng,” kata Sekretaris BPBD Kotim Arief.
Kebakaran yang terjadi di simpang Kandan berdekatan dengan areal PT NSP yang terbakar sejak Sabtu (12/8). Belum ada penanganan oleh tim pemadam darat. ”Luasan yang terbakar sekitar 3 hektare. Belum bisa ditangani tim pemadam darat, karena akses sulit, tidak ada jalan, sehingga sulit dijangkau lewat darat dan sumber air juga jauh dari titik api. Kami sudah usulkan ke BPBD Kalteng beberapa hari lalu untuk perbantuan helikopter water bombing. Bukti foto kejadian dan titik koordinat juga sudah dikirimkan. Hari ini (kemarin, Red) mulai ditangani dengan cara water bombing sebanyak delapan kali. Itu pun belum sepenuhnya padam,” kata Arief.
Kebakaran lahan juga terjadi di Jalan Wengga Metropolitan Jalur 19, Jalan Bumi Raya II dan Jalan Moh Hatta Gang Rambutan dan Jalan Amin Klaru serta Jalan Moh Hatta jalur lingkar selatan dekat Kantor Kecamatan MB Ketapang.
Berdasarkan laporan per 15 Agustus 2023, titik panas di Kotim terpantau sebanyak 63 titik. Paling banyak di wilayah selatan Kotim yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit. ”Untuk wilayah Kota Sampit ada lebih dari kejadian kebakaran lahan yang terjadi di lokasi yang berbeda. Kebakaran sudah merembet mendekati permukiman warga dan juga kebun buah petani,” katanya. Ma’sum, petani melon dan semangka di Jalan Ir Soerkarno mengatakan, masih ada sekitar 300 kg lagi buah semangka yang belum dipanen. Api nyaris saja mendekati kebunnya yang memiliki luasan setengah hektare. ”Seminggu yang lalu semangka sudah panen, ini masih ada sekitar tiga pikul semangka lagi yang belum panen. Ada melon tinggal sedikit, terong, dan lombok yang juga belum panen. Mudah-mudahan saja apinya tidak sampai membakar pohon semangka. Mau dipanen sekarang juga tidak bisa. Asapnya bikin perih mata. Besok pagi rencananya mau saya panen, mudah-mudahan semangkanya tidak sampai terbakar,” ujar Ma’sum. (***/ign)