Kecamatan di wilayah Kota Sampit, Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, mencatat angka tertinggi penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam beberapa bulan ini. Sebagian penderita disinyalir pengaruh buruknya kualitas udara akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang mengamuk di wilayah perkotaan. Berdasarkan data Dinkes Kotim, Agustus ini penderita ISPA terbanyak tercatat di MB Ketapang dengan jumlah 353 orang. Kemudian, diikuti Baamang dengan 173 orang. Secara keseluruhan sejak Januari, penderita ISPA di dua kecamatan itu tergolong tinggi, dengan rata-rata 200-300 orang lebih per bulan.
”Kalau melihat data kasus ISPA, tiap bulannya hampir merata saja. Tidak ada kenaikan signifikan,” kata Umar Kaderi, Kepala Dinas Kesehatan Kotim, Sabtu (26/8). Umar mengimbau masyarakat mewaspadai serangan penyakit ISPA yang sering muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat. Kondisi itu diperparah maraknya karhutla yang menyebabkan dampak kabut asap.
Efek kabut asap yang terjadi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema. Selain itu, dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Sebelumnya, karhutla di Kotim terbanyak terjadi di wilayah perkotaan. Akibatnya, kabut asap sempat turun dan mengganggu jarak pandang saat pagi. Bahkan, warga mencium aroma menyengat asap sejak menjelang dini hari. (hgn/ign)