Jalanan Kota Sampit belakangan ini kembali disesaki truk angkutan berat perusahaan. Jalan Kapten Mulyono menjadi salah satu jalur dengan tingginya itensitas lalu lalang raksasa jalanan. Longgarnya pengawasan ditambah kembali rusaknya jalur lingkar selatan, membuat sejumlah sopir leluasa melintasi kota. Pantauan Radar Sampit dalam beberapa hari terakhir di Jalan Kapten Muloyono, dari pagi hingga siang, lalu lintas truk perusahaan pengangkut sejumlah komoditas nyaris tak berkesudahan. Bahkan, antrean panjang yang sebagian besar dijejali truk, kerap terjadi di persimpangan MT Haryono saat lampu lalu lintas menyala merah.
Sejumlah pengguna jalan lainnya, terutama pengendara motor, khawatir dengan kondisi tersebut. Pasalnya, potensi kecelakaan sangat tinggi karena angkutan berbadan besar yang sering melintas di jalur padat tersebut. Apalagi sebagian sopir terkesan kurang hati-hati saat mengemudi di jalanan kota. ”Jangan sampai kecelakaan yang merenggut nyawa kembali terjadi karena tingginya lalu lintas truk melintasi kota,” kata Dani, warga Ketapang yang kerap melintas di Jalan Kapteng Mulyono, Rabu (20/9).
Sementara itu, di jalur lingkar selatan, jalan yang tadinya sudah lumayan nyaman dilewati, kembali berkerikil kasar, bergelombang, dan muncul kubangan di delapan titik. Meskipun tak senyaman lima bulan lalu, jalur tersebut masih sering dilewati kendaraan angkutan berat, seperti truk tangki CPO dan truk besar lainnya. Sepanjang pengamatan Radar Sampit, tak ada satu pun sopir truk yang berani mengemudi dengan cepat. Pasalnya, ketika mendekati jalan ke arah Bundaran Balanga dan arah Bundaran KB, lalu lintas kendaraan angkutan berat cukup padat lalu-lalang dan saling berpapasan.
Sementara itu, di jalur lingkar selatan, jalan yang tadinya sudah lumayan nyaman dilewati, kembali berkerikil kasar, bergelombang, dan muncul kubangan di delapan titik. Meskipun tak senyaman lima bulan lalu, jalur tersebut masih sering dilewati kendaraan angkutan berat, seperti truk tangki CPO dan truk besar lainnya. Sepanjang pengamatan Radar Sampit, tak ada satu pun sopir truk yang berani mengemudi dengan cepat. Pasalnya, ketika mendekati jalan ke arah Bundaran Balanga dan arah Bundaran KB, lalu lintas kendaraan angkutan berat cukup padat lalu-lalang dan saling berpapasan. Rusli, sopir yang mengemudikan truk tangki bermuatan crude palm oil (CPO), terlihat sedikit oleng ketika melewati jalan yang bergelombang. Dia lalu menepikan kendaraannya saat bertemu kawan sesama sopir yang singgah di jalur lingkar selatan. ”Jalan masih rusak. Kalau lewat enggak bisa ngebut. Bahaya kalau bawa muatan. Saya lewat lingkar selatan harus hati-hati menghindari kubangan. Kalau tidak waspada melihat jalan, bisa-bisa terperosok ke lubang,” kata Rusli.
Rusli mewakili sopir lainnya yang biasa melewati jalur lingkar selatan mengusulkan kepada pemerintah agar rutin melakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan. ”Kami sebagai sopir tidak terlalu memikirkan jalan ini kewenangan provinsi atau kabupaten sepanjang jalur lingkar selatan ini belum semua diaspal. Masih banyak jalan yang rusak. Kalau ditimbun agregat, enggak langsung diaspal, paling bertahannya tiga sampai enam bulan saja. Kalau enggak rutin dipantau, ya rusak lagi seperti sekarang,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus segera memprioritaskan pengaspalan jalan di jalur lingkar selatan yang menjadi akses utama jalur perekonomian, di mana kendaraan angkutan berat setiap hari melewati jalur lingkar selatan. ”Ini musim kemarau. Kalau kami lewat jalan berdebu. Coba kalau musim hujan, jalan sini becek, kubangan air semakin dalam dan seperti kolam. Daripada buang-buang anggaran menimbun agregat terus-terusan, mending pemerintah menganggarkan dana supaya jalan ini diaspal. Lebih baik modal anggaran sekali besar, biaya pemeliharaan rutin lebih ringan, daripada menimbun agregat, pasti rusak lagi,” ujarnya.
Dia menegaskan, pihaknya tak ingin disalahkan apabila jalur lingkar selatan rusak dan tak segera diperbaiki, para sopir kembali masuk melewati jalan dalam Kota Sampit. ”Menyuruh sopir angkutan lewat jalur lingkar selatan, tapi jalannya saja enggak aman dilewati, sama saja bikin kami celaka. Jangan salahkan para sopir kalau masih ada yang lewat jalur dalam kota. Sebagian kawan saya masih sering bawa angkutan lewat jalan dalam Kota Sampit, tapi sambil lihat situasi juga, tak asal masuk. Lihat waktunya juga,” katanya. Jalur lingkar selatan memiliki panjang 6.900 meter dari Bundaran Balanga sampai bertemu di Bundaran KB. Sepanjang kurang lebih 7 km tersebut, ada sekitar 2 km lagi ruas jalan lingkar selatan yang belum beraspal dan masih berupa tanah agregat.
Ruas tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Rencana Pemprov Kalteng menganggarkan dana untuk pengaspalan jalan hingga kini belum juga terealisasi.
Untuk mengatasi kerusakan jalan agar tak semakin parah, Pemkab Kotim melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPRPRKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah melakukan perbaikan dengan penimbunan agregat yang mana materialnya dibantu oleh beberapa perusahaan pada September 2022 lalu. Setelah itu, perbaikan jalan dengan cara yang sama, penimbunan agregat menggunakan material Dinas PUPRPRKP Kotim dari pengadaan tahun 2022, kembali dilakukan pada 30 Maret hingga awal April 2023 di sepanjang kurang lebih 400 meter dari Bundaran Balanga. Penimbunan dilakukan pada titik jalan terparah yang mengalami kerusakan.
Plt Kepala Dinas PUPRPRKP Kotim Kaspulzen Heriyanto sebelumnya mengatakan, perbaikan jalan pada akhir Maret lalu dikerjakan dengan melakukan penimbunan dengan melapis material agregat kelas B, sekaligus pemerataan jalan menggunakan alat berat dengan menghabiskan sekitar 300 kubik atau kurang lebih 60 rit agregat kelas b.
”Ada beberapa titik yang kembali rusak. Sesuai instruksi Bupati Kotim, tidak menginginkan ada kendaraan angkutan berat melewati jalan dalam kota. Karena jalur lingkar selatan kewenangannya provinsi, tapi melihat jalan rusak lagi, kami ambil langkah antisipasi melakukan pemeliharaan agar tidak semakin rusak, sambil menunggu tindak lanjut pemerintah provinsi. Mudah-mudahan tahun 2023 dianggarkan perbaikan pengaspalan jalan di jalur lingkar selatan,” katanya. (hgn/ign)