Kebakaran lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) selama dua bulan terakhir kian menjadi-jadi. Pada September 2023, hotspot di Kotim mencapai 1.994 titik. Jumlah ini menjadi yang tertinggi selama sembilan bulan terakhir. Total hotspot dari 1 Januari-30 September sebanyak 3.700 titik. ”Temuan hotspot terbanyak terjadi selama dua bulan terakhir. Walaupun hotspot belum tentu ada api, namun dalam dua bulan terakhir kebakaran lahan cukup sering terjadi setiap hari, kecuali saat ada hujan beberapa kali, cukup terbantu. Kebakaran lahan sempat berkurang, meskipun belum padam total,” kata Multazam Kepala Pelaksana BPBD Kotim melalui Arief, Sekretaris BPBD Kotim.
Hotspot terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 1.363 titik, kemudian Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 649 titik. Sementara itu dua kecamatan yang berada di pusat Kota Sampit yaitu Kecamatan Baamang sebanyak 285 titik dan Mentawa Baru Ketapang 258 titik.
Adapun kejadian kebakaran lahan terhitung sejak 1 Januari-30 September 2023 sebanyak 297 titik dengan total luasan lahan yang terbakar 691.589 hektare. Namun, hanya 239 titik lokasi kejadian yang ditangani. Sedangkan, titik lainnya terkendala sulitnya jangkauan tim pemadam darat dan tak ada akses menuju titik api. Kebakaran lahan yang terjadi dalam dua bulan terakhir menjadi dasar Pemkab Kotim melalui BPBD Kotim untuk meningkatkan status dari siaga darurat menjadi status tanggap darurat yang terhitung sejak 12-25 September 2023. Kemudian, diperpanjang selama 7 hari dari 26 September-2 Oktober 2023.
Selama diaktifkannya status siaga yang kemudian ditingkatkan menjadi tanggap darurat, terdapat 279 titik lokasi kejadian dan 225 titik lokasi kejadian diantaranya ditangani oleh tim gabungan pemadam karhutla. Lahan yang terbakar paling banyak terjadi di wilayah selatan sebanyak 448.322 hektare atau 66,95 persen dan wilayah tengah 221.337 Ha atau 33 persen dari total luasan lahan yang terbakar selama status diaktifkan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi menambahkan, pada 30 September 2023, BPBD Kotim telah menangani sembilan titik lokasi kejadian kebakaran lahan di Jalan Ir Soekarno pukul 09.40 WIB, Gang H Jumran Jalan Pramuka pukul 11.10 WIB, Jalan Kenan Sandan Belakang Pasar Al Kamal pukul 11.23 WIB, Jalan Jenderal Sudirman Km 23 pukul 12.04 WIB, Jalan Moh Hatta-jalur lingkar selatan pukul 12.12 WIB, Jalan Tjilik Riwut Km 8 dekat SPBU pukul 13.10 WIB, Jalan Pelita Barat pukul 14.15 WIB, Jalan MT Haryono Barat dekat Perumahan Borobudur pukul 15.04, Jalan Tidar 4 dekat Perumahan Citra Mandiri Gang Tambunan jam 15.11 WIB. “Sabtu ini hotspot kembali meningkat sebanyak 243 titik dan terbanyak di Kecamatan MB Ketapang 49 titik,” kata Agus Mulyadi, Sabtu (30/9).
Pantauan Radar Sampit, kebakaran lahan yang terjadi begitu intens setiap hari mengakibatkan kabut asap semakin pekat terutama selama seminggu terakhir. Hal itu berimbas terhadap buruknya kualitas udara di Kota Sampit. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kotim yang dideteksi di Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Otomatis Air Quality Monitoring System (AQMS) di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kotim pada 30 September 2023 berada diangka 153 PM 2,5 atau dalam kategori tidak sehat.
“Masyarakat kami imbau mulai membiasakan lagi menggunakan masker selama beraktivitas diluar ruangan agar asap tidak langsung terhirup manusia. Apabila terus dihirup tanpa filter pemakaian masker, maka dapat berpotensi mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan hingga berat,” tandasnya. (hgn/yit)