Oknum operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Hasan Mansyur, Kecamatan Baamang, Sampit, terbukti melayani pelangsir bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Aksi itu pernah dipergoki pengawas SPBU tersebut hingga pada pemberian sanksi. ”Saya pernah melihat operator kami ada melayani orang diduga pelangsir. Ke depan saya akan memberi teguran keras kepada mereka,” kata Imam, pengawas SPBU 64.7430.18, Senin (16/10).
Imam menyampaikan hal itu terkait tewasnya pelajar, R (14), setelah dihantam motor pelangsir. Korban langsung terpental dan sempat dilarikan ke puskesmas. Imam mengungkapkan, ada dua operator yang diberikan surat peringatan lantaran ketahuan melanggar standar operasional prosedur. Bahkan, satu di antaranya telah diberhentikan. Imam menegaskan, pihaknya hanya melakukan pengisian kepada kendaraan tangki standar. Sepeda motor maksimal hanya sampai 10 liter BBM subsidi. ”Kalau ada yang lebih mengisi dari 10 liter, otomatis terbaca di komputer. Karyawan yang melayaninya akan diberi surat peringatan atau langsung diberhentikan,” tegasnya.
Imam melanjutkan, bahwa kebanyakan yang mengisi BBM warga sekitar. Dia menegaskan, pihaknya tidak melayani pengisian dengan tangki yang dimodifikasi. ”Kalau masalah tangki motor yang dimodifikasi, kami tidak bisa melayaninya. Itu sudah melanggar aturan. Kami sudah menegaskan kalau pengisian itu harus sesuai standar,” katanya. Dalam sehari, BBM subsidi jenis Pertalite yang disuplai ke SPBU tersebut mencapai 16 ribu liter. ”Kami terbuka dengan laporan warga. Kalau ada laporan, kami cek CCTV. Apabila ditemukan ada pelanggaran, akan kami tindaklanjuti,” katanya. Sebelumnya, aktivitas pelangsir dengan membawa motor tangki besar di kawasan itu dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, sering nyaris terjadi kecelakaan saat akan menyeberang jalan mengisi maupun setelah pengisian BBM.
”Saya sering lewat situ juga. Pelangsir biasanya pakai motor yang tangkinya besar,” kata Sosro Toteles, warga Sampit. Dia mengungkapkan, para pelangsir tersebut beroperasi sejak pagi hari sore. Diduga mereka menampung BBM subsidi jenis Pertalite tersebut tak jauh dari SPBU. ”Biasanya mereka dari dalam gang yang berada dekat SPBU. Mereka kumpul di sebuah gang. Agak tidak terlihat dari jalan poros. Saat ada yang akan mengisi antrean, seperti ada yang memberitahukan dan bergegas ke SPBU,” katanya. (sir/ign)