Maling atap seng bangunan di wilayah Kecamatan Cempaga terus bergentayangan. Jika sebelumnya tiga bangunan pemakaman di wilayah itu digondol, kali ini giliran warung bakso semi permanen milik warga habis digasak, Senin (1/11) dini hari. Bangunan itu operasional siang hari, namun malamnya ditinggal pemiliknya. Meskipun lokasinya tak jauh dari permukiman penduduk, tetap saja dijadikan sasaran empuk pelaku kejahatan tersebut.
Parjimin, pemilik warung bakso mengaku rugi jutaan rupiah. Dia tidak menyangka bangunan tempatnya menggantungkan hidup dihabisi. Kini dia harus membenahi ulang dan mencari atap lagi untuk bisa difungsikan. Matias, warga setempat mengatakan, aksi pencurian atap warung itu baru diketahui pagi hari, ketika warga melintas dan melihat bangunan sudah tidak beratap. ”Mungkin pelakunya sama saja dengan yang di kuburan kemarin. Maling di kuburan juga belum terungkap pelakunya, ditambah warung ini lagi,” katanya.
Dodi, warga lainnya mengatakan, bukan hanya atap yang diincar, tetapi juga lantai kayu ulin. ”Makanya kalau meninggalkan rumah jangan coba-coba. Bisa saja atapnya habis atau bahkan lantainya dicongkel,” ujarnya. Hal serupa juga terjadi di Kota Sampit. Agus, salah satu korban mengaku sekitar sepekan lalu seng untuk membangun rumahnya di Jalan Pelita Barat habis digasak maling. Pelaku juga membawa bahan bangunan, seperti ulin dan kayu meranti. ”Sekarang ini maling makin merajalela,” katanya.
Meski nilai kerugiaan hanya sekitar Rp1 juta, bagi mereka sangat berarti. Dia menduga hal itu dilakukan oknum yang kerap memperjualbelikan seng bekas. ”Di medsos saya lihat belakangan ini banyak jual-beli seng bekas. Bayangkan saja, harganya masih bagus, sekitar Rp30 ribu per lembar,” ungkapnya. (ang/ign)