Pembayaran bonus untuk atlet Kotawaringin Timur (Kotim) yang berprestasi pada Porprov Kalteng Juli lalu, sempat terjadi kegaduhan terkait kabar pemotongan bonus. Hal tersebut langsung direspons Dinas Pemuda dan Olahraga Kotim yang menegaskan, Pemkab Kotim telah membayar penuh bonus itu tanpa dipotong sepeser pun. Kabar pemotongan itu sempat muncul dari komentar netizen di akun Instagram Radar Sampit. Komentar itu muncul pada unggahan mengenai pembayaran bonus atlet. Disebutkan pemotongan dilakukan pengurus cabor tanpa persetujuan awal. Potongannya mencapai 20 persen lebih. Bahkan ada yang 40 persen. Tak dijelaskan pemotongan tersebut terjadi pada cabor mana.
Tak berselang lama, komentar tersebut langsung dihapus pemilik akun. Penelusuran Radar Sampit, setelah kabar tersebut viral, bonus yang awalnya dipotong langsung dibayar penuh pada atlet bersangkutan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kotim Wim RK Benung mengatakan, bonus bagi para atlet Kotim, baik yang beregu maupun perorangan peraih medali emas, perak, dan perunggu telah sepenuhnya diserahkan kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotim. ”Saya ingin menjelaskan kepada seluruh masyarakat, kepada seluruh atlet, dan seluruh cabor (cabang olahraga), bahwa Pemerintah Kabupaten Kotim telah menyerahkan sepenuhnya bonus bagi atlet yang berprestasi dalam ajang Porprov XII Kalteng 2023 melalui KONI dan selanjutnya KONI menyerahkan bonus tersebut kepada masing-masing pengurus cabor,” ujar Wim.
Wim menegaskan, pemerintah daerah tidak memotong bonus untuk atlet. Penyaluran bonus untuk atlet dilakukan pengurus cabor setelah diserahkan KONI Kotim. ”Pemkab Kotim sekali lagi menjelaskan bahwa tidak ada pemotongan atas bonus yang diberikan kepada atlet. Kami mengharapkan agar masing-masing atlet dapat berkoordinasi dengan pengurus cabang olahraganya masing-masing,” tegasnya.
Lebih lanjut Wim mengatakan, apabila ada pemotongan oleh oknum pengurus cabor, hal tersebut merupakan risiko dan tanggung jawab pengurus bersangkutan. Apalagi jika tidak ada persetujuan dari atlet. ”Sebaiknya ada komunikasi antara atlet dengan cabor terkait pembagian bonus, khususnya bagi pelatih yang tidak mendapat bonus. Karena atlet yang berprestasi tidak lepas dari peran pelatih. Silakan dikomunikasikan secara baik, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Intinya komunikasi saja,” katanya. (yn/ang/ign)