Banjir masih menjadi momok bagi Pemkab Kotim untuk segera diselesaikan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengakhiri bencana yang kerap menyapa ketika hujan deras mengguyur tersebut.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Masih banyaknya bangunan rumah yang berdiri di atas bantaran sungai menjadi salah satu penyebab luapan banjir ketika hujan deras terjadi di Kota Sampit. Hal itu dapat menghambat aliran air pada saluran drainase. ”Siapa yang merasa tinggal di pinggir bantaran sungai, mohon (bangunan) dibongkar. Dalam aturan tidak boleh ada bangunan didirikan di atas bantaran sungai,” tegas Halikinnor, Bupati Kotim saat meninjau pekerjaan normalisasi Sei Baamang menggunakan ekskavator amphibi di Jalan Wengga Metropolitan, Senin (8/1/2024). Normalisasi saluran drainase di Sei Baamang dikerjakan sejak 26 September 2023 lalu. Dimulai dari Sei Kalibaru Jalan Menteng dan kini sudah sampai di Jalan Wengga Metropolitan.
”Ekskavator amphibi ini manfaatnya sangat besar. Bisa digunakan untuk mengeruk saluran drainase dalam kota dan bisa digunakan di darat. Tetapi, yang menjadi persoalan saat ini, masih ada bangunan permukiman masyarakat yang dibangun di bantaran sungai, sehingga ekskavator tidak bisa masuk dan kesulitan melakukan pengerukan,” ujar Halikinnor.
Karena itu, Halikinnor meminta kesadaran masyarakat membongkar sendiri bangunan yang berada di bantaran sungai. Baik yang berada di wilayah Kecamatan Baamang maupun Mentawa Baru Ketapang. ”Sesuai dengan visi misi, saya ingin mewujudkan Kotim bebas banjir, terang, dan bersih. Bagaimana Kotim terbebas dari banjir kalau saluran drainasenya ada yang tidak lancar? Karena itu saya mohon kesadaran masyarakat agar membongkar bangunan yang berada di atas bantaran sungai agar ketika hujan deras, air di saluran drainase mengalir lancar tidak sampai mengakibatkan air meluap ke jalan,” ujarnya.
”Saya juga mengimbau masyarakat terus membiasakan gotong royong membersihkan selokan di lingkungan sekitar rumahnya. Tidak harus Jumat, bisa Sabtu atau Minggu di saat waktu lowong. Ketua RT bisa mengajak masyarakatnya bersama-sama membersihkan selokan agar lingkungan bersih dan saluran air lancar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Mentana Dhinar Tistama mengatakan, normalisasi drainase Sei Baamang sudah dikerjakan selama lebih dari dua bulan lebih. ”Penanganan yang sudah dikerjakan sepanjang 3 km dan masih terus dilanjutkan sampai dekat Puskesmas Baamang II. Setelah normalisasi di Sei Baamang selesai, rencananya akan dilanjutkan normalisasi di Sei Mentawa menggunakan anggaran pemeliharaan rutin,” katanya. (***/ign)