KASONGAN - Jumlah pasien diare Kasongan bulan ini mengalami kenaikan 20 persen dari bulan sebelumnya. Mayoritas pasien diare ini berasal dari daerah bantaran sungai.
Wakil Bupati Katingan Sakariyas mengatakan, dari sekian banyak pasien yang dirawat di RSUD Mas Amsyar dan sejumlah puskesmas, penderitanya merupakan usia bayi hingga balita yang tinggal di bantaran sungai, khususnya Sungai katingan. Semua pasien sudah ditangani dengan baik di rumah sakit. Jika masih ada anggota keluarga yang diare, diimbau segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. ”Jangan menunggu kondisi terlanjur parah,” ujar Sakariyas ketika meninjau pasien diare dan muntaber di RSUD Mas Amsyar, Rabu (23/9).
Untuk selalu menjaga kesehatan, air terlebih dulu dimasak sebelum dikosumsi. Sebab, penyakit diare ditimbulkan dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih.
”Terkait krisis air di Desa Jahanjang, warga di sana tidak memiliki opsi mendapatkan air bersih lagi. Saya sudah meminta pihak perusahaan terdekat untuk membantu memasok air bersih,” tukasnya.
Sementara itu Wahid mengaku, anaknya itu sudah menghabiskan tujuh botol infus selama Senin sampai Minggu (21/9). Dirinya berharap Pemkab Katingan dapat secepatnya mengatasi diare ini agar tidak menimpa warga lainnya.
”Gejala awalnya saat malam hari karena terus buang air besar sepanjang malam. Saat pagi harinya kondisi anak saya sudah lemah dan langsung saya bawa ke rumah sakit. Padahal menurut dokter, penyakit diare jika lambat ditangani maksimal tiga hari bisa meninggal karena dehidrasi,” bebernya.
Sementara itu Kadis Kesehatan dr Simon Biring MPh mengaku aktif memberikan penyuluhan kesehatan dengan turun langsung ke lapangan.
”Kita lakukan agar pelayanan kesehatan lebih cepat tidak menunggu ada laporan terlebih dahulu,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan, pasien diare yang ditinjau Wakil Bupati Sakariyas kali ini merupakan pasien baru. Sedangkan serangan pasien diare yang dirawat inap di RSUD Mas Amsyar sebelumnya sudah dipulangkan dan dinyatakan pulih.
”Semua pasiennya anak-anak dan sudah dipulangkan. Yang ada ini pasien baru, kita terus pantau perkembangan pasien-pasien yang ada, jangan sampai ada yang kecolongan,” jelasnya.
Sedangkan penderita ISPA di Kabupaten Katingan meningkat drastis seminggu terakhir, dari 400 kasus menjadi 500 kasus. Tidak ada korban jiwa atas peningkatan tersebut. (agg/yit)