SAMPIT- Ketua Komisi II DPRD Kotim Abdul Kadir mendorong agar pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat lebih bijak dalam menata pedagang di sekitar ikon Kota Sampit di kawasan Jelawat. Sebab, jangan sampai pelaku eknomi kelas bawah itu terpinggirkan tanpa ada solusi untuk menyelesaikannya.
“Kita minta agar pedagang itu jangan dibiarkan begitu saja, boleh saja ditertibkan tapi jangan sampai mereka jadi korban tanpa ada solusi lagi, sebab salah satu tujuan dari adanya ikon ini kan membawa efek kepada pelaku usaha kecil itu,“ ujar Abdul Kadir kemarin (3/9).
Menurutnya,perlu diberikan ruang atau tempat bagi mereka untuk berjualan, dengan demikian Pemkab menginginkan kebersihan juga tercapai, begitu juga pedagang tidak dirugikannya dengan penertiban itu. “Namun sebenarnya yang penting itu tingkat kesadaran warga Kotim itu sendiri, janganlah membuang sampah tidak pda tempatnya. Ini soal budaya dan kebiasan buruk yang masih melekat, itu harus dihilangkan,“ ucap Kadir.
Dalam persoalan itu, sambung Kadir, sebenarnya pedagang tidaklah menjadi sasaran utama yang disalahkan, karena mereka hanya berjualan. Namun, jika dirunut maka masyarakat yang berkunjung dan pedagang itu berpoteni salah semua. “Jangan cari kambing hitamnya tapi cari solusinya itu harapan kami,“ tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Bersama Audy Valent menyebutkan, ada sekitar 30 pedagang yang menyampaikan keluh kesahnya kepada pihaknya agar minta difasilitas dengan DPRD Kotim. “Mereka mau ketemu dengan Komisi II DPRD Kotim, mereka menyampaikan keluhannya itu sebab mereka tidak ada solusi, mereka selalu di kejar satpol PP,” ujarnya.
Bahkan, kata Audy, pedagang itu siap membayar retribusi dan menjaga kebersihan untuk areal ikon Kota Sampit itu. “Asal diperbolehkan mereka berjualan di situ lagi, mereka siap bayar retribusi,“ pungkasnya. (ang/fin)