NANGA BULIK – Program konversi dari minyak tanah ke elpiji akhirnya sampai ke Kabupaten Lamandau setelah sekian lama ditunggu-tunggu masyarakat.
Rencana pembagian tabung elpiji gratis santer terdengar sejak tahun 2013 lalu bahkan masyarakat diminta mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga. Dan dua tahun berlalu baru sekarang ada kejelasan.
Pantauan koran ini, tabung gas 3 Kg ini sudah datang sejak sepekan lalu dan Pemerintahan Kecamatan dan Desa atau Kelurahan belum berani membagikan ke masyarakat.
Tabung yang datang masih kurang dari data seharusnya, sehingga dikhawatirkan akan terjadi keributan saat pembagiannya nanti.
"Kekurangannya lumayan banyak, hampir separuh yang belum datang. Mungkin akan ada pengiriman tahap kedua. Kami juga belum berani tanda tangan serah terima barang karena barangnya masih kurang," ujar Kepala Desa Kujan Gusti Sulaiman, kemarin (28/9).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Lurah Nanga Bulik, Mardali. Menurutnya, sesuai dengan ketentuan (tertera di tabung) bahwa tabung tersebut hanya diperuntukkan bagi warga miskin saja.
“Karena tidak ada gudang yang memadai, maka tabung-tabung ini disimpan di halaman kantor kelurahan, sementara kompor dan selangnya di dalam kantor,” terang Sulaiman.
Sulaiman menambahkan selain pembagian yang dikhawatirkan akan menimbulkan masalah karena tidak semua warga dapat satu set elpiji dan kompor, masyarakat calon penerima juga belum mengetahui cara pengoperasian kompor gas yang benar.
Masih banyak warga yang takut jika elpiji ini nantinya akan meledak seperti yang terjadi di kota-kota besar di pulau Jawa.
"Hari ini (kemarin) kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara pengoperasian kompor gas dan perawatan elpiji agar tidak membahayakan," terang Kades Kujan.
Sementara untuk Kelurahan Nanga Bulik, sosialisasi akan dilakukan pada hari ini, dan menyusul secara bertahap ke desa-desa lainnya. (mex/fm)