SAMPIT – Cuaca di Kota Sampit, kemarin (2/10) cukup baik dari hari sebelumnya. Jarak pandang sempat mencapai lebih dari 3.000 meter. Akan tetapi, penerbangan belum bisa dilakukan karena bandara asal pesawat masih tertutup asap.
”Pesawat yang ke Banjarmasin dan Pangkalan Bun rencana akan terbang, tapi cuaca di Pontianak dan Ketapang, Kalimantan Barat masih jelek,” ungkap Novallino, Branch Manager Kalstar Aviation Sampit. Akibatnya, penerbangan ke Jakarta, Surabaya dan Semarang dibatalkan sejak Kamis (1/10).
Kabut asap terparah terjadi pagi sekiar pukul 07.00 WIB dengan jarak pandang berkisar 300 meter. Cuaca sempat membaik pada pukul 08.00 – 09.00 WIB. Namun, setelah itu jarak pandang kembali menurun sampai 500 meter sampai pukul 16.00 WIB.
Dalam beberapa hari ini, intensitas kebakaran lahan di daerah itu memang sudah berkurang. Kondisi cuaca juga sudah agak membaik dari pekan sebelumnya. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara H Asan, titik panas yang terdeteksi hanya sebanyak 7 titik.
Titik panas tersebut tersebar di Kecamatan Kotabesi 2 titik, Pulau Hanaut 1, dan Teluk Sampit sebanyak 4 titik. Jumlah ini tergolong lebih kecil dari beberapa waktu sebelumnya yang mencapai ratusan titik panas.
”Prakiraan cuaca Kota Sampit berlaku 3 Oktober 2015, masih cerah berawan dan disertai asap. Angin bertiup dari Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan rata-rata 5-14 km/jam,” kata Yulida Warni, Kepala BMKG bandara H Asan Sampit.
Sebelumnya, pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat asap mulai 26 Agustus sampai 30 Oktober. Namun, setelah dievaluasi, status tanggap darurat asap diputuskan diperpanjang kembali sampai dengan 15 Oktober nanti.
"Saat ini asap masih pekat meski titik api berkurang. Kondisi ini akan terus dievaluasi. Kalau setelah 15 hari ke depan kondisinya masih rawan seperti sekarang, maka mungkin saja tanggap darurat akan diperpanjang lagi hingga awal November," kata Rukmana Priyatna, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim.
Pertimbangan lainnya adalah prakiraan BMKG setempat yang memperkirakan kemarau dan kekeringan masih akan terjadi hingga satu bulan ke depan. Kondisi menunjukkan bahwa potensi kebakaran lahan dan asap juga masih tinggi.
Saat ini pemadaman kebakaran lahan terus dilakukan menggunakan alat pemadam jinjing karena lokasi kebakaran umumnya sangat jauh dari badan jalan. Asap pekat yang masih menyelimuti Sampit saat ini sebagian diduga merupakan "kiriman" dari daerah lain. (oes/ign)