NANGA BULIK – Pembagian paket perdana elpiji tabung 3 kilogram di Kelurahan Nanga Bulik diwarnai keributan, Senin (5/10).
Kericuhan terjadi karena jumlah paket yang datang tidak sesuai dengan data dari Ketua RT (Rukun Tetangga) yakni untuk Kelurahan Nanga Bulik sebanyak 1.953 paket.
Tidak ada data yang pasti untuk penerimaan elpiji ini, bahkan pegawai Distamben Lamandau sempat mempertanyakan data penerima ke pihak kelurahan.
Maman, seorang pegawai Distamben ini mengaku bahwa pihaknya tidak pernah dilibatkan untuk program pembagian elpiji tabung 3 Kg dari pusat ini.
Pihaknya berhak melakukan pengawasan, mengantisipasi terjadi permasalahan saat pembagian. Disayangkan, Distamben tidak memiliki data penerima paket, dikhawatirkan penyaluran tidak sesuai ketentuan.
“Seharusnya penerima mengambil paket langsung ke kelurahan, bukannya melalui RT seperti yang terjadi saat ini,” ujarnya.
Pantauan koran ini, pembagian paket elpiji ini tidak diawasi petugas, termasuk aparat kepolisian untuk berjaga.
Kelurahan membagikan elpiji melalui ketua RT kemudian diserahkan ke warga. Dua anggota kepolisian yang datang pun sekadar mendokumentasikan kemudian pergi.
"Kalau tidak sesuai data yang kami ajukan, kami tidak akan mengambil dan membaginya, bisa-bisa terjadi keributan," ujar Deren, Ketua RT 6.
Menurutnya setahun lalu, pihaknya diminta untuk mengumpulkan KK dan KTP warga calon penerima, semua warga merasa sudah menyerahkan dan akan menagih bantuan ini.
Sementara, Asikin Nor, ketua RT 2a berharap ada pemerataan, jangan dipilah kaya miskin, semua harus dapat agar tidak menimbulkan kecemburuan di masyarakat.
“Yang rusak kalau bisa dikembalikan dan diganti dengan yang layak pakai,” ucapnya. (mex/fm)