NANGA BULIK – Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Lamandau dituding berupaya lepas tangan terhadap kekisruhan pembagian paket kompor gas dan elpiji tabung 3 kilogram.
Distamben menilai bahwa Pertamina yang mengadakan paket bantuan tersebut tidak pernah berkoordinasi dengan pihaknya, baik saat pendataan calon penerima, sosialisasi sampai pembagian.
"Pegawai kami datang ke kelurahan untuk memantau justru tidak dihargai. Silakan saja mereka begitu, kalau ada masalah jangan lempar ke Distamben," ujar Kepala Distamben Lamandau Tuti Darianti, kemarin (6/10).
Pihaknya mengaku hanya menerima surat pemberitahuan dari pusat bahwa elpiji sudah dikirim, karena tidak adanya koordinasi selama ini, jika terjadi masalah dalam pembagian Distamben Lamandau tidak mau menanggung resiko.
"Saya juga bingung, kami tidak tahu apa-apa, tidak pegang data apapun. Kami lepas tangan juga tidak jadi masalah, sebab pengirimannya langsung ke kecamatan," cetusnya.
Sementara, Kabid Geologi Distamben Lamandau Maman menyebutkan saat mengikuti rapat terkait pembagian elpiji di Palangka Raya beberapa waktu lalu sejumlah hal disampaikan yakni program konversi minyak tanah ke elpiji ini selesai 2015 dan pembagian paket perdana mulai September dan berakhir Oktober.
"Penerima yang berhak mendapat paket perdana adalah rumah tangga yang belum punya tabung elpiji dan kompor gas serta usaha mikro perseorangan yang belum menggunakan gas," jelasnya.
Paket perdana berisi lima item yakni kompor gas, selang, regulator, tabung gas dan isi. Kemudian pembagian disepakati di kantor kelurahan atau desa, dibagikan sesuai data daftar calon penerima paket perdana (DCP3).
"Data daftar calon dari Pertamina/konsultan, mereka yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk membaginya," tegasnya.
Selain itu, pendistribusian akan berkoordinasi dengan Pemda setempat, namun faktanya di lapangan tidak ada koordinasi.
"Total paket perdana yang dikirim ke Kabupaten Lamandau ada 10.635 paket untuk 5 kecamatan. Tapi kami tidak diberitahu untuk kecamatan mana saja, yang saya tahu cuma Sematu jaya, Bulik dan Delang," tandasnya.
Dan patut diketahui, karena keterbatasan anggaran maka realisasi penyediaan paket perdana ini hanya menyerap 60 persen dari usulan, wajar saja jika paket yang datang kurang.
Diprediksi pembagian terakhir, tidak ada pembagian tahap dua sebagaimana yang diharapkan oleh warga yang belum kebagian. (mex/fm)