KASONGAN – Kemarau panjang yang berujung pada krisis air bersih di empat kecamatan tahun ini dianggap sebagai kejadian luar biasa dalam sejarah Kabupaten Katingan. Atas kejadian itu, baik pemerintah kabupaten hingga masyarakat setempat baru menyadari pentingnya keberlangsungan dan tersediaan air bersih.
Demikian diungkap Sekda Katingan Nikodemus kepada wartawan diruang Humas Setda Katingan, Jumat (9/10)
“Selama puluhan tahun saya bertugas, baru kali ini menemukan krisis air yang luar biasa seperti ini,” akunya.
Setelah turun langsung meninjau krisis air di Dusun Tumbang Atei Kecamatan Tewang Sangalang Garing (TSG) beberapa waktu lalu, dirinya berkesimpulan jika anggaran desa yang didapat dari ADD dan DD diharapkan sebagian besar untuk pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) air bersih desa.
“Saya sudah intruksikan camat agar desa-desa membagi anggaran yang ada untuk membangun jaringan air bersih. Bisa saja tahun ini dialokasikan untuk pengeboran dulu, dan tahun berikutnya bangun jaringan pipa atau tower penampungan air,” sebutnya.
Mantan Asisten I Setda Katingan ini menjelaskan, empat kecamatan krisis air bersih tersebut yakni Katingan Hilir, Tasik Payawan, Kamipang dan TSG. Selain itu, ditengah kesusahan itu dirinya melihat teknologi tepat guna yang dibuat warga Desa Luwuk Kanan Kecamatan Tasik Payawan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Mereka disana mendapatkan air dari tengah gundukan pasir sungai yang telah keruk dengan siring pipa paralon berlubang berdiameter 50 cm. Lalu disalurkan dengan pompa air biasa, airnya jernih dan mencukupi kebutuhan air warga setempat,” jelasnya.
Sementara itu dirinya memberikan solusi untuk mendapatkan air bersih pada sumur yang mengalami kekeringan, cara itu dipandang efektif kendati harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Yakni dengan membuat lubang galian disamping sumur yang kering, kemudian diisi dengan air sungai yang keruh. Setelah terserap, lakukan aktivitas itu tiga sampai lima kali sehari.
“Memang butuh waktu dan biaya, namun bisa memenuhi kebutuhan air ditengah kesulitan air seperti ini. Hasilnya pun air sangat jernih karena sudah melalui proses penyaringan alami pada tanah,” pungkasnya. (agg/fin)