NANGA BULIK – Kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Aceh belum lama tadi, perwakilan Kabupaten Lamandau menampilkan mesin pencacah sampah organik yang dibuat siswa SMKN 2 Bulik.
Camat Bulik Atie Dieni yang turut serta dalam rombongan membeberkan bahwa alat pencacah sampah buatan siswa SMK ini dipilih karena selain pengoperasiannya mudah, juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan sampah seperti pelepah sawit .
Selain itu, hal ini juga untuk menghargai kerja keras para pelajar yang telah menuangkan ide kreatifnya.
"Saat ini Pemerintah Kabupaten Lamandau semangat membangun SMK di sejumlah wilayah, dengan tujuan mampu menelurkan lulusan - lulusan yang terampil, profesional dan siap kerja bahkan harapannya bisa menciptakan lapangan kerja baru. Ini perlu didukung dan kami apresiasi," ujar Atie Dieni.
Dibeberkan bahwa mesin pencacah sampah organik ini sebenarnya berasal dari mesin pemotong rumput tipe rotari yang sudah rusak, kemudian dimodifikasi oleh tim kreasi rekayasa dan modifikasi SMKN 2 Bulik.
Setelah beroperasi dan bersinergi dengan alat komposter bantuan BLH, kini sekolah mereka telah mampu mengolah sampah organik menjadi lebih cepat dan efisien.
Keunggulannya selain bentuknya ringkas dan sederhana, mudah dioperasikan, mampu mencacah daun ranting dan jerami serta berbagai sampah pertanian.
Dengan pisau baja yang ringan, hasil cacahannya sangat halus sehingga memudahkan proses fermentasi setelah dicampur dengan obat kompos.
Terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Endang Rustiningsih mengatakan pengembangan teknologi merupakan salah satu bagian dalam kegiatan pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan teknologi tepat guna yang ada di Kabupaten Lamandau terus digalakkan pemerintah daerah ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam berkreasi dan menginovasikan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Kebutuhan teknologi sesuai dengan daerah setempat dapat terpenuhi dengan kreativitas masyarakat. Setiap tahun selalu ada ide-ide kreatif dari masyarakat yang membuat suatu teknologi tepat guna.
“Kali ini kita memilih buatan anak SMK, karena alat pencacah sampah ini selain mampu mengurangi sampah organik juga dapat membantu produksi pupuk organik untuk pertanian masyarakat," imbuhnya. (mex/fm)