SAMPIT – Komitmen Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Sampit melakukan satu kali pemadaman total, Sabtu (10/10) lalu, dipertanyakan masyarakat. Pasalnya, setrum kembali mati pada Senin pukul 02.00 hingga 06.00 WIB. Bahkan pada siang hari, listrik sempat mati beberapa kali.
”Katanya cuma padam total satu hari, tetapi hari ini (Senin) listrik mati lagi. Dari pagi sampai siang, sampai enggak bisa tidur gara-gara mati lampu,” keluh Martini, warga Jalan H Imran, Sampit.
Sementara itu Manajer PLN Rayon Sampit Ginter Theo Limin mengungkapkan, pemadaman terjadi bukan karena faktor kesengajaan. Ada gangguan di tower 121 Kilometer 50 Palangka Raya–Kasongan. Saat ini perbaikan terus dilakukan oleh teknisi.
”Perbaikan jaringan transmisi sudah selesai, saat ini tegangan sudah masuk ke Gardu Induk (GI) Sampit, secara bertahap disuplai ke pelanggan. Hari ini (kemarin) sudah kembali normal,” jelasnya.
Menurut Ginter, gangguan jaringan transmisi ini karena adanya pohon roboh akibat kebakaran lahan, sehingga pasokan listrik ke Sampit terhenti. Kemampuan suplai hanya bisa melayani sepertiga dari kebutuhan seluruhnya. Akibatnya dua per tiga pelanggan Kota Sampit mengalami pemadaman.
”Kebutuhan energi listrik warga Kotim lebih dari 30 megawatt (MW), sementara kemampuan pembangkit di Kotim saat ini hanya 10-12 MW,” tandasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya PLN Rayon Sampit melakukan pemadaman listrik total pada Sabtu (10/10). Pemadaman itu akan berlangsung selama delapan jam sehingga warga diminta bersiap-siap.
Jaringan listrik di Kotim saat ini memang sudah terkoneksi dengan jaringan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Jika terjadi gangguan pada pembangkit listrik di provinsi tetangga, pasokan listrik ke Sampit ikut rewel, sementara kemampuan generator listrik yang ada di Sampit hanya bisa melayani sekitar 10 persen dari keperluan listrik di Sampit. (tha/yit)