NANGA BULIK – Program konversi minyak tanah ke elpiji yang dimulai sejak tahun 2007 terbukti memberikan manfaat baik bagi pemerintah maupun masyarakat.
Tahun 2015 ini, program tersebut berlanjut untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sekitar 1,128 juta rumah tangga dan usaha mikro yang memenuhi syarat, akan menerima paket perdana, yang terdiri atas tabung elpiji 3 kg, kompor gas satu tungku, regulator dan selangnya.
Demi mendukung kesiapan masyarakat dalam mempergunakan paket konversi ini secara aman, baik dan benar.
PT Pertamina kembali menyelengarakan sosialisasi dan edukasi yang diberi nama “Cara Aman Bareng Bung Ijo”. Periode Oktober - November 2015 ini, kegiatan tersebut akan berlangsung pada 154 kecamatan di 4 provinsi (Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah).
Untuk wilayah Kalimantan Tengah, even akan dilaksanakan tersebar di 42 kecamatan. Khusus Kabupaten Lamandau ada lima kecamatan.
Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga, pengurus Karang Taruna, pengurus PKK, perangkat desa dan ketua RT. Untuk menarik perhatian, selain sosialisasi juga digelar lomba masak nasi goreng dan pembagian hadiah hiburan kepada para peserta.
"Kegiatan ini lebih menekankan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan, perawatan dan penanggulangan masalah dalam pemakaian kompor gas dan tabung elpiji sehari-hari," ujar narasumber Pertamina, Ali Lukman Ardiansyah.
Karena bagi sebagian besar masyarakat, kompor gas dan tabung elpiji adalah hal baru, yang sangat berbeda tata cara penggunaan dibanding kompor minyak tanah atau pun tungku kayu bakar.
Masih banyak ibu rumah tangga yang tidak berani memasang regulator, mengkhawatirkan tabung akan meledak bahkan menyimpan saja di dalam gudang paket bantuan kompor gas yang diberikan.
"Kegiatan ini merupakan wujud dari peran serta PT Pertamina dalam menyukseskan program nasional konversi minyak tanah ke elpiji, di samping tugas utamanya menyediakan paket perdana konversi dan memasok serta mendistribusikan elpiji sampai ke tingkat agen," jelasnya.
Sementara itu, Camat Bulik Atie Dieni mengatakan bahwa sosialisasi dan edukasi konversi minyak tanah ke elpiji ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi para suami maupun ibu rumah tangga yang baru belajar menggunakan kompor gas, serta bagi ketua RT dan kades yang mungkin akan sering ditanya warga yang mengalami kesulitan.
"Mungkin masih banyak yang menghawatirkan paket yang dibagikan oleh pemerintah ini. Padahal semua yang diberikan kepada masyarakat ini sudah standar SNI. Tidak mungkin pemerintah membagikan sesuatu yang membahayakan masyarakat. Karenanya melalui kegiatan ini mari kita bersama belajar bagaimana cara menggunakan dan merawat kompor gas, serta mengetahui cara mengantisipasi jika terjadi kebocoran gas," imbau Atie. (mex/fm)