NANGA BULIK – Kabupaten Lamandau kembali diselimuti asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan. Sejak dua hari lalu, asap pekat kerap menyelimuti, khususnya di pagi dan sore hari. Diduga ini disebabkan masih adanya oknum warga maupun perusahaan yang sengaja membersihkan lahan dengan cara membakar.
Seperti terlihat pada kebakaran lahan di sekitar alun-alun Kota Nanga Bulik, Bundaran SKPE, sering terjadi kebakaran yang menghasilkan asap pekat. Sejumlah warga juga melaporkan kebakaran di wilayah km 18 dan beberapa titik di jalan negara.
Seperti diketahui, membersihkan lahan dengan cara dibakar, selain melanggar aturan, juga merugikan orang lain. Warga berharap penanganan kebakaran tidak hanya melalui sosialisasi di spanduk, tapi harus gerakan nyata, seperti patroli di wilayah rawan terbakar dan penegakan hukum. Hal itu agar ada efek jera kepada para pelaku pembakaran lahan.
Menurut sebagian besar warga, penanganan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan pemerintah belum maksimal, sehingga kebakaran terus berulang. “Padahal saya sebelumnya sempat bersyukur, dibanding kota lain, Lamandau termasuk yang masih bersih dan kadar asapnya ringan, tapi sekarang ikutan parah. Mau mengungsi ke mana lagi kalau begini?" keluh Rina, seorang ibu yang memiliki balita yang rentan terdampak asap. (mex/ign)