SAMPIT – Teror buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum berhenti. Sejumlah warga di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa baru Ketapang, Sampit, mengaku kerap kali melihat penampakan buaya muara di perairan sekitar tempat mereka tinggal.
”Memang ada, biasanya malam hari. Warga yang memancing melihat ada buaya timbul di permukaan,” kata Adan, warga sekitar, Rabu (21/10).
Kendati demikian, hal ini tak lantas membuat warga sekitar ketakutan. Anak-anak masih terlihat asik berenang di Sungai Mentaya. ”Memang ada, tapi sepertinya tidak menggangu. Namun, cukup mengkhawatirkan juga, apalagi kabarnya ada warga yang sudah diserang buaya sapit,” kata warga lain yang enggan namanya dikorankan.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu ada seorang warga yang terluka karena disambar buaya saat beraktivitas di sungai kecil. Warga tersebut mengalami luka, namun diduga buaya yang menyerang tersebut bukan buaya muara melainkan buaya sapit.
Sementara itu, populasi buaya muara di perairan Sungai Mentaya diperkirakan meningkat. Terutama di wilayah perairan Kecamatan Mentaya Hilir Samuda. Debit air Sungai Mentaya yang surut akibat musim kekeringan yang terjadi kini, memicu buaya muncul ke permukaan dan membuat warga ketakutan.
Khairina, warga pinggiran sungai di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, membenarkan sering munculnya buaya-buaya itu. Diungkapkannya, buaya sering bermunculan sekitar Pulau Lepeh yang berada di tengah Sungai Mentaya. Bahkan malam hari, buaya kerap naik ke lanting warga.
”Sering telihat memang cuma dua sampai tiga ekor. Tapi cukup meresahkan, apalagi sampai naik ke lanting pada malam hari,” katanya, Minggu (11/10) lalu.
Keberadaan buaya di sekitar muara memang bukan merupakan hal aneh bagi warga sekitar. Salah satu pulau kecil yang berada di tengah sungai yang disebut Pulau Lepeh, diyakini menjadi habitat buaya-buaya tersebut. (oes/ign)