SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur terus menyosialisasikan kawasan tanpa rokok, terutama di mal dan sekolah. Hal itu sebagai upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Kebiasaan merokok sudah meluas di hampir semua kelompok masyarakat di Indonesia, di Kota Sampit yang cenderung meningkat. Masalah rokok semakin serius, mengingat berisiko menimbulkan berbagai penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, kanker, gangguan reproduksi, dan lainnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula hotel Pondok Family, Rabu (21/10), tersebut, diikuti 40 peserta yang berasal dari lintas program, instansi pemerintah, DPRD, institusi pendidikan, tokoh agama, dan organisasi profesi. Kegiatan dibuka langsung Asisten I Setda Kotim.
Hasil riset kesehatan dasar di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2013 menunjukkan proporsi usia pertama kali merokok tiap hari terbanyak pada kelompok umur 15 – 19 tahun, yaitu 58,8 persen. Rata-rata jumlah berdasarkan batang rokok yang dihisap sebanyak 14 batang per hari.
Untuk provinsi Kalteng, riset menyatakan, dari tingkat penghasilan proporsi, perokok terbanyak pada petani/nelayan/buruh (40,9 persen) dan dari indeks kepemilikan proporsi terbanyak pada kelas terbawah ( 27,5 persen) dan 91 persen menyatakan mereka merokok di dalam gedung/ruangan.
Kawasan tanpa rokok perlu diselenggarakan, difasilitasi pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya.
Dukungan stakeholder dan mitra kesehatan ikut menyukseskan upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan termasuk promotif preventif terkait pengendalian tembakau. Hal itu sangat diharapkan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk kesehatan akibat konsumsi tembakau. (heru f /komsos)