SAMPIT – Situasi politik di DPRD Kotim belakangan ini memanas. Sejumlah anggota Komisi I dibuat gaduh. Pasalnya, mereka membuat mosi tidak percaya untuk menurunkan Ketua Komisi yang kini dijabat Handoyo J Wibowo dari Fraksi Demokrat.
Mosi tidak percaya dilayangkan melalui surat ke pimpinan DPRD yang ditandagangani sejumlah anggota yang tidak sepakat dengan kepemimpinan Handoyo J Wibowo. Mosi tersebut lahir karena koordinasi dan komunikasi antara anggota Komisi I sulit dilakukan.
Ketua DPRD Kotim Jhon Krisli membenarkan adanya kegaduhan politik di Komisi I. Sebagai pimpinan, ia akan memediasi anggota dan pimpinan komisi. Sebab, sesuai aturan, peralihan atau rolling di Komisi I dilakukan dalam 2,5 tahun sekali. Karena itu, tidak serta merta langsung dilakukan pergantian ketua.
”Sebagai pimpinan saya akan segera bersikap, salah satunya dengan memediasi dan merekonsiliasi kembali mereka,” kata Jhon.
Akan tetapi, lanjutnya, jika masih tidak ada kesepakatan dan mediasi buntu, jalan satu-satunya dikembalikan ke fraksi untuk mengubah struktural anggota yang ditugaskan di komisi. ”Ujungnya nanti akan diserahkan kepada fraksinya, yakni Partai Demokrat,” kata Jhon.
Secara terpisah, sejumlah anggota Komisi I juga tidak bersedia berkomentar terkait hal yang melatarbelakangi sikap mosi tidak percaya tersebut. ”Wah, soal itu saya jangan dulu ya komentar, kurang pas. Biar urusan internal saja itu,” kata Syahbana, Sekretaris Komisi I.
Ketika dikonfirmasi, Handoyo justru baru mengetahuinya. Menurutnya, selama menjabat dan memimpin dengan mitra kerja di lembaga itu, ia tidak pernah melanggar aturan. ”Selama ini saya masih melaksanakan tugas sesuai aturan saja, tapi sah-sah saja ada penilaian dari teman teman. Tetapi, pada prinsipnya saya tetap bekerja karena saya duduk di jabatan ini amanat dari partai dan dukungan dari konstituen saya,” tegasnya.
Handoyo menuturkan, ia akan tetap menjalankan tugasnya di lembaga seperti biasa. ”Saya diangkat ketua komisi sesuai aturan dan penugasan partai, jadi yang berhak menarik partai saya juga,” katanya.
Terpisah, Ketua DPC Demokrat Kotim Parimus justru pasang badan untuk anggotanya. Dari penilaian partai berlambang bintang mercy tersebut, Handoyo tidak pernah melanggar aturan lembaga, termasuk tata terib dewan. Selain itu, Handoyo juga selalu aktif dalam mediasi penyelesaian masalah masyarakat yang diadukan ke lembaga.
”Tidak ada masalah dengan anggota kami. Jadi, saya rasa hal itu tidak perlu dilakukan,” katanya.
Dia juga mempertanyakan sikap sekelompok orang yang menggalang mosi itu. Sebab, mosi itu dinilai tanpa dasar yang jelas. ”Saya rasa untuk menggantikan seseorang harus dengan dasar yang jelas. Kalau atas like dan dislike sangat kurang elok. Saya harapkan persoalan semacam ini bisa di selesaikan tingkat internal komisi saja,” tandasnya. (ang/ign)