SAMPIT- Puncak kegiatan mamapas lewu dan mampakanan sahur dilaksanakan di betang taman miniatur budaya, Sabtu (24/10). Ritual adat tersebut diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke Kotim, karena budaya merupakan aset yang dapat meningkatkan berbagai sektor di daerah.
“Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya dan diharapkan dapat terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya, dan upaya kami untuk membudayakannya dengan membina generasi muda untuk mencintai dan mendalami budaya,” ungkap Dewin Marang, selaku ketua penitia mamapas lewu akhir pekan tadi.
Menurutnya, dudaya merupakan identitas dan aset untuk daerah, untuk itu harus ada tongkat penerus untuk terus mengambangkan budaya, mamapas lewu merupakan ritual untuk membersihkan kampung atau daerah dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti halnya bala bencana, dan juga dijauhkan dari hal-hal yang merugikan.
“Inilah bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan agar terus menjauhkan wilayah kami dari bahaya, dan menjaga kampung kami dari hal-hal yang merugikan. Untuk itu, kampung perlu dibersihkan dari hal-hal yang tidak baik,” ujar Dewin yang juga Wakil Ketua DPRD Kotim ini.
Sementara itu, Bupati Kotim Supian Hadi dalam kesempatan tersebut menjelaskan, budaya harus bisa menarik minat wisatawan untuk datang, agar peningkatan di berbagai sektor di daerah dapat terus dilakukan. Karena Kotim sangat banyak memiliki budaya bahkan pada Januari 2015 Kotim sudah dicanangkan sebagai kota wisata.
“Banyak wisatawan yang datang maka berbagai sektor juga akan meningkat, hal ini harus terus digeliatkan, karena peningkatan yang diawali dari budaya akan terus dilakukan,” katanya. (dc/fin)