KASONGAN –Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Katingan mempertanyakan kinerja Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Katingan. Bahkan program di bidang kepemudaan yang dijalankan selama ini terkesan tidak sedikitpun menunjukan progres maupun menyentuh langsung dalam permasalahan pemuda di Kabupaten Katingan saat ini.
Tidak hanya itu, HMI juga mempertanyakan semangat nasionalisme yang terkesan luntur akibat minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi kepemudaan saat ini.
”Katingan selaku tuan rumah penyelenggaraan HSP dan kegiatan Ikrar Bersama Anak Bangsa (IBAB) tahun ini jangan dimaknai hanya demi seremoni belaka, ataupun ajang mencari untung semata. Masih banyak PR Disporbudpar dalam menjawab aspirasi pemuda Katingan saat ini,” ungkap Ketum HMI Komisariat Katingan Maulana Kawit, Selasa (27/10).
Menurutnya, HSP dan IBAB merupakan agenda besar Provinsi Kalteng. Tidak sedikit muda mudi terbaik Bumi Tambun Bungai dihimpun menjadi satu dengan harapan semangat nasionalis dan patriotisme kembali ditanamkan. Namun karakter pemuda yang kekini-kinian seolah tidak peduli dengan kondisi keumatan, lingkungan dan bela negara menjadi permasalahan lain yang belum mampu dijawab.
Maulana menyebutkan, kesalahan fatal yang dilakukan Dinas Porbudpar Katingan beberapa bulan lalu diharapkan menjadi tamparan keras untuk terus mengevaluasi diri dan kinerja dalam membina mentalitas kepemudaan secara baik. Pada saat itu, tidak satupun organisasi kepemudaan yang ikut dilibatkan dalam kegiatan latihan kepemimpinan.
”Disporbudpar jangan seakan menutup diri ketika ada organisasi kepemudaan yang ingin melakukan konsolidasi terhadap kesamaan program dalam hal menangani permasalahan pemuda di daerah ini,” tutur Maulana.
Sebagai aktivis, dirinya kembali menawarkan kepada Pemkab Katingan untuk bersama-sama membangun dan memperbaiki diri menyelesaikan permasalahan pemuda. Mental pemuda masa kini sudah tergerus arus globalisasi yang begitu hebat, sehingga kaum pemuda yang suka atau tidak suka akan menjadi penerus bangsa terkesan berpaham pragmatis, apatis serta berprilaku hedoniesme.
”Semua pihak termasuk KNPI harus menata diri dalam menjalankan fungsi dan perannya menaungi organisasi kepemudaan. Diharapkan bisa menyusun serta menjalankan program-program yang menyentuh langsung terkait pemuda,” pungkasnya. (agg/yit)