SAMPIT – Pemadaman listrik di Kotawaringin Timur (Kotim) seakan tak mengenal waktu alias tak terjadwal. Warga mengeluhkan pemadaman yang sering terjadi siang maupun malam. Tak hanya merasa terganggu, padamnya listrik juga dinilai merugikan warga.
”Listrik nyala sebentar, kemudian padam lagi. Kalau seperti ini terus bahaya, bisa-bisa semua perangkat elektronik rusak. Parahnya lagi bisa terjadi kebakaran seperti di Baamang beberapa waktu lalu,” keluh Ondel, warga Mentaya Seberang, Kecamatan Saranau, Jumat (30/10).
Dalam beberapa hari terakhir, pemadaman di Sampit memang semakin sering terjadi. Bahkan, di beberapa wilayah di dalam kota, ada yang mengalami pemadaman listrik lebih dari tiga jam.
”Di Bagendang, Kecamatan Mentaya Hlir Utara, mulai menjelang malam hingga pukul 24.00, listrik padam,” jelas Dhany Hasyim, warga lainnya. Saat siang pun, pemadaman kerap terjadi. Warga khawatir ini dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan kerusakan perangkat elektronik.
Terpisah, Manajer PLN Rayon Sampit Ginter Theo Limin meminta maaf terkait kondisi ini. Dia menjelaskan, pemadaman terjadi karena kekurangan pasokan yang dialami Sampit. Penyebabnya tak lepas dari musim kemarau yang terjadi, sehingga mengakibatkan PLTA Ir Pangeran Muhammmad Noor, Kalimantan Selatan, dan mesin-mesin lainnya yang berkontribusi memasok listrik ke Kalselteng terganggu.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Kita kekurangan pasokan listrik sebesar 20 megawatt pada siang hari dan malam hari sebesar 65 megawatt,” jelasnya.
Ginter juga mengajak masyarakat menghemat pemakaian listrik. Misalnya, dengan memadamkan minimal dua buah lampu pada pukul 17.00 - 22.00 WIB. Pasokan listrik di Sampit saat ini sudah terintegrasi dalam jaringan listrik Kalselteng. Jika terjadi kekurangan daya ataupun terjadi kerusakan alat di daerah lain di provinsi tetangga, otomatis pasokan listrik di Kota Sampit juga akan terganggu.
Ginter tak berani memastikan kapan permasalahan listrik di wilayah itu berakhir. Dia juga mengakui sejak adanya bencana ini, citra pelayanan PLN semakin buruk di mata masyarakat. (oes/ign)