ADA yang berbeda dari perayaan HUT Pramuka ke-57 kali ini. Biasanya, petugas upacara ditunjuk dari anggota pramuka pilihan di sekolah dalam kota. Kali ini, anggota pramuka di Lembaga Permsyarakatan (Lapas) Klas II B yang jadi petugas upacara.
DESI WULANDARI, Sampit
Sejak gugus depan pengayoman dikukuhkan tiga bulan lalu, gugus tersebut berupaya membina remaja Lapas yang jadi warga binaan dengan berbagai latar belakang kasus. Mereka diajarkan tentang berbagai ketangkasan pramuka. Dari tidak bisa baris-berbaris, sampai mampu menjadi petugas upacara.
Ada sekitar 20 orang anggota pramuka dari warga binaan yang diberikan pelatihan, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ada juga yang tidak pernah sekolah.
Dari tidak ada kemampuan dan kebisaan apa-apa, mereka dibina agar mampu baris-berbaris. Ternyata, kurang dari sebulan persiapan, mereka mampu menjadi petugas upacara.
”Hari ini ada sepuluh orang anggota pramuka kami yang ditugaskan untuk mengikuti HUT Pramuka, sehingga menjadi pembuktian bahwa remaja yang saat ini dibina di Lapas juga tetap memiliki potensi,” kata Kepala Lapas Klas II B Sampit M Khaeron, Selasa (14/8).
Sepuluh orang yang diberikian tugas, di antaranya menjadi pemimpin upacara, ajudan pembina, petugas pembaca pancasila, UUD 1945, Dasa Darma, dan pimpinan regu. Meskipun mereka merupakan warga binaan, mereka mampu menghapal pembacaan pancasila, UUD 1945, dan Dasa Darma.
”Petugasnya sembilan orang laki-laki dan satu perempuan. Mereka cukup cepat menyerap ilmu, sehingga mampu cepat berlatih dan bisa melaksanakan tugas mereka hari ini,” ujarnya.
Pramuka merupakan salah satu cara mereka untuk melakukan pembinaan terhadap remaja Lapas. Sebab, selain pembinaan mental, juga ada pembinaan berbangsa dan bernegara, dan spiritual yang dilakukan. Kegiatan pramuka merupakan salah satu yang dirasa cocok untuk membina mereka, sehingga mampu lebih disiplin, kreatif, dan mandiri.
”Mereka melakukan latihan setiap Rabu sore di dalam Lapas. Buah kerja keras pembinaan yang dilakukan membuahkan hasil yang baik, sehingga mereka dapat tampil hari ini,” terangnya.
Khaeron mengaku bangga terhadap warga binaan mereka yang mampu tampil sangat baik. Hal itu mencerminkan upaya pembinaan yang mereka lakukan selama ini berbuah baik dan mampu membentuk karakter mereka untuk menjadi remaja yang lebih baik lagi.
”Dengan harapan saat mereka bebas nanti mereka dapat menjadi orang yang baik lagi di lingkungan mereka, dan mampu diterima masyarakat kembali,” harapnya.
Pimpinan upacara Isna Ismaul Husna mengatakan, saat sekolah dia tidak pernah mengikuti kegiatan pramuka. Pemuda lulusan SMK itu tertarik mengikuti kegiatan pramuka saat di Lapas. Setelah berlatih selama sebulan terkahir, dia dipilih menjadi pemimpin upacara.
”Rasanya cukup tegang, karena tidak pernah sebelumnya. Bahkan, saat sekolah saya tidak tertarik ikut pramuka. Tapi syukur, saya bisa melaksanakan tugas sebagai pemimpin upacara HUT pramuka hari ini,” tuturnya.
Bahkan, dengan berlatih selama satu bulan untuk menjadi petugas upacara, ia dan kawan-kawannya mampu dan suskses melaksanakan tugas. Ada haru dan bangga dalam benak mereka setelah mampu menjalakan tugas sebaik mungkin, dan tentunya akan menjadi motivasi agar lebih giat lagi mengikuti latihan pramuka di Lapas. (dc/ign)