NANGA BULIK – Penanganan korban bencana banjir dilakukan bersama-sama oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Lamandau.
Banjir di awal 2016 ini, logistik sebagian besar belum mencukupi dan hanya mengandalkan sisa stok tahun lalu (2015).
Senin (11/1), Dinsosnakertrans Lamandau menyerahkan bantuan logistik kepada para korban banjir di RT 8 Nanga Bulik. Bantuan yang diberikan berupa alas duduk (tikar), beras serta makanan siap saji.
"Saat banjir terjadi, barangnya (logistik) masih dalam proses pengambilan ke provinsi. Barang tiba, banjir sudah turun. Karena sudah didata dan dilaporkan maka bantuan tetap kami distribusikan sesuai jumlah kepala keluarga korban banjir," terang Kepala Dinsosnakertrans Lamandau, Yuano, kemarin (11/1).
Yuano menambahkan pihaknya juga baru menyalurkan bantuan ke Desa Bayat dan Kelurahan Nanga Bulik yakni untuk 198 kepala keluarga.
Menurutnya, sisa stok beras dan sembako masih mencukupi, kepada para korban bencana banjir diimbau untuk melapor ke Dinsosnakertrans untuk didata dan akan dikirim bantuan.
Sementara data dari BPBD Lamandau, daerah yang terkena banjir adalah Desa Sungai Tuat terdapat empat kepala keluarga (KK), Nanga Palikodan 11 KK, Sungai Mentawa 40 KK, Bayat 21 KK, Desa Bunut 25 KK, Guci 15 KK, Bulik 50 KK, Kujan 15 KK dan Batu Kotam 45 KK.
Bantuan dari BPBD sendiri sebagian telah diserahkan ke Desa Sungai Tuat, Desa Mentawa, Desa Bayat dan Batu Kotam.
"Kondisi terakhir titik lokasi jalan yang terendam banjir mulai berangsur surut. Kecamatan Lamandau, Belantikan Raya dan Bulik Timur, debit air turun. Sedangkan wilayah Kecamatan Bulik debit air terus naik," beber Kepala BPBD Lamandau, Siwer S Andai, kemarin (11/1)
Siwer menambahkan langkah-langkah yang sudah dilakukan BPBD adalah melakukan kroscek lapangan ke titik desa yang terkena banjir serta memberikan bantuan berupa logistik kepada warga yang rumahnya terendam banjir.
“Untuk desa-desa yang belum terima bantuan segera akan dibagikan. Desa yang susah di tempuh dengan kendaraan darat akan diganti melalui jalur air menggunakan speedboat dan kelotok," terang Siwer. (mex/fm)