SAMPIT –Memperingati pekan Air Susu Ibu (ASI) sedunia, spesialis dokter anak melaksanakan kegiatan parenting class untuk bagi ibu hamil dan menyusui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit, Jum’at (6/9) kemarin.
Dokter Spesialis Anak di RSUD dr Murjani Sampit Fransiska Herintyo Tyas Murni mengatakan, kegiatan ini diikuti kurang lebih 20 peserta, untuk meningkatkan partisipasi dokter spesialis anak dalam memberikan kesehatan gizi.
”Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan khususnya tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi pentingnya ASI bagi perkembangan bayi,” ujarnya usai kegiatan.
Dikatakannya juga, kegiatan ini juga dikuti oleh kaum bapak-bapak. Karena, peran ayah (suami), mertua maupun keluarga, sangat penting untuk mendukung psikologis ibu menyusui. Menurutnya, bonding atau biasa dikenal dengan kelekatan/kedekatan antara ibu dan bayi sangat penting untuk membangun ikatan emosional antara ibu dan anak.
”Bonding ini bisa dilakukan dengan memberikan stimulasi (sentuhan) seperti pelukan kepada bayi yang merekat antara ibu dan anak. Agar dapat menciptakan tumbuhnya rasa saling mengasihi dan menyayangi dan bayi merasakan aman dan bahagia,” paparnya.
Fransiska juga memberikan tips kunci sukses agar ibu dapat menyusui dengan lancar, yakni dengan cara bersentuhan (kontak kulit) segera setelah bayi lahir, melakukan rawat gabung lahir dengan menjaga tubuh ibu dan bayi berada berdekatan, hindari memberikan susu atau makanan tambahan, hindari pemakaian dot atau empeng dan melakukan bantuan praktis melalui kelas bimbingan praktek langsung.
”Kelima poin ini penting agar ibu bisa sukses menyusui anaknya tanpa hambatan dan yang terpenting asalkan sejak bayi lahir sudah dilakukan kontak langsung dan rawat gabung. Maka bayi dengan sendirinya mencari puting payudara ibunya,” tambah Fransiska.
Namun lanjutnya, dalam beberapa kasus, masih banyak ditemukan bayi yang tidak ingin menyusui langsung dibadan (payudara) sang ibu, sehingga tidak sedikit ibu-ibu yang baru saja melahirkan anaknya memilih memberikan susu formula kepada bayi.
”Bayi yang enggan menyusu langsung di payudara ibunya biasanya karena beberapa bisa karena posisi tubuh bayi saat yang kurang pas saat digendong, bisa juga terjadi karena sejak lahir tak dilakukan kontak kulit secara langsung,” ujar Fransiska.
Ditambahkannya, jika bayi sudah enggan untuk menyusu langsung di payudara ibu, maka solusinya adalah dengan mengatur posisi yang nyaman bagi bayi.
Dikatakannya pula, ada kasus lain, yakni tidak keluarnya cairan ASI atau merasakan sakit pada puting payudara ibu ketika bayi sedang menyusui. Sehingga tak sedikit pula ibu-ibu yang lebih memilih jalan dengan memberi bayi dengan susu formula yang dijual di pasaran.
”Kalau bayi yang proses lahirnya normal, biasanya secara alamiah ibu akan mengeluarkan ASI dengan sendirinya dan apabila ASI belum keluar kemungkinan bisa disebabkan karena kurang nya stimulasi atau kontak kulit saat lahir tidak dilakukan. Aatau dapat pula dipengaruhi oleh kondisi medis dari ibu sang bayi,” tandas Fransiska.(hgn/gus)