KUALA PEMBUANG - Pernyataan terbalik telah dilontarkan anggota DPRD Seruyan, Atinita mengenai sikap warga Tumbang Sepan, Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan akan adanya Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Menurutnya, yang menolak keberadaan Gafatar hanya beberapa orang.
Dikatakannya, sejak awal kedatangan eks Gafatar ke Desa Tumbang Sepan pada pertengahan Januari 2016, warga tidak pernah melakukan penolakan sebagaimana yang diinformasikan beberapa pihak dan beredar di berbagai media. “Tidak ada yang menolak, selama eks Gafatar tersebut tidak mengganggu atau meresahkan warga desa,” katanya.
Atinita yang juga Anggota DPRD Seruyan dapil III itu mengatakan, warga juga siap menyediakan lahan desa bagi eks Gafatar yang ingin mengembangkan usaha pertanian seperti yang pernah mereka lakukan ditempat asalnya.
Bukan hanya itu, sambung anggota Komisi I ini, warga juga akan menyiapkan lahan bagi eks Gafatar yang dapat digunakan untuk membangun tempat tinggal serta rumah ibadah. “Kita juga akan mendatangkan ustaz atau guru agama untuk memberikan bekal pengetahuan agama sehingga mereka dapat kembali ke jalan yang benar,” katanya.
Menurutnya, eks Gafatar juga merupakan manusia dan warga negara Indonesia yang seharusnya mendapat perhatian serta perlakuan yang layak seperti warga lainnya. Selain itu, kehadiran eks Gafatar yang punya kemampuan di bidang pertanian dapat memberi dampak positif bagi pengembangan pertanian di Desa Tumbang Sepan.
”Kita berharap dengan kehadiran eks Gafatar yang punya kemampuan di bidang pertanian dapat menularkan bagi warga desa, sehingga pertanian di desa juga akan berkembang,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Kesbangpolinmas Seruyan Tunjarsyah mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan seluruh lapisan masyarakat di Desa Tumbang Sepan, dimana hasil akhir dari pertemuan itu menyimpulkan bahwa mereka menolak dan meminta pemerintah kabupaten mengembalikan eks Gafatar itu ke daerah asli mereka. ”Ya mereka menolak dan minta kita mengembalikan kelompok Gafatar itu,” ujarnya.
Mengenai jumlah eks Gafatar asal Kalbar itu sebanyak 10 Kepala Keluarga (KK) atau 48 jiwa. Mereka masuk ke Desa Tumbang Sepan sejak 12 Januari 2016 dan diketahui pada tanggal 2 Februari 2016. (hen/fin)