PANGKALAN BUN - Puluhan buruh bongkar muat yang tergabung dalam Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Teluk Kumai dan sopir truk angkutan pelabuhan Tanjung Kalaf Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) datangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kobar, Selasa (7/1).
Kedatangan puluhan buruh dan sopir angkutan pelabuhan ini untuk mengadukan nasib mereka akibat sepinya aktivitas bongkar muat yang mengalami penurunan drastic.
Setelah sempat berorasi, sejumlah perwakilan diminta masuk ke ruang Komisi A DPRD Kobar untuk bertemu ketua dan anggota komisi tersebut, sementara puluhan buruh dan sopir lainnya menunggu di lobi DPRD.
Koordinator TKBM Teluk Kumai, H Rifai'i mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk meminta agar DPRD Kobar bisa mencarikan solusi terkait sepinya aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut.
“Kita jujur saja saat ini kurang kerjaan, kontainer semua diangkut Fuso sehingga pendapatan kawan - kawan menurun drastis, bahkan terkadang kita di pelabuhan tidak ada kegiatan sama sekali,”ungkapnya di DPRD Kobar, Selasa (7/1).
Menurutnya dulu mereka bisa bongkar muat hingga 70 kontainer dalam sehari, namun saat ini untuk mendapatkan 20 kontainer sangat sulit, padahal dalam tim mereka ada sebanyak 12 regu buruh TKBM.
Kondisi ini berpengaruh pada pendapatan mereka. Dulu dalam sehari mereka bisa membawa pulang hingga Rp 400 ribu, saat ini antara Rp 30 - 50 ribu saja, padahal mereka mempunyai keluarga yang harus dinafkahi.
“Semoga anggota dewan dapat menindaklanjuti keluhan kami, agar kami dapat bekerja normal seperti dahulu,” harapnya.
Untuk diketahui keluhan para buruh dan sopir angkutan pelabuhan itu terkait banyaknya peti kemas atau kontainer yang langsung dibawa keluar pelabuhan menggunakan fuso, sehingga tidak lagi dilakukan bongkar muatan atau transit di pelabuhan. Kini peti kemas yang turun dari kapal hampir 70 persennya langsung diangkut ke luar
Sementara, itu Ketua Komisi A DPRD Kobar, Rizky Aditya menyampaikan bahwa Komisi A DPRD Kobar dalam waktu dekat ini akan mengunjungi Pelabuhan Tanjung Kalaf Kumai untuk mengetahui aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut.
Hal itu dilakukan untuk mencari rumusan solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh buruh angkutan dan truk angkutan di pelabuhan Kalaf.
“Intinya kami menyambut baik atas kehadiran para teman-teman buruh, terkait keluhan mengenai truk fuso, kita sependapat. Karena selain memang beban melebihi kapasitas jalan juga banyak plat luar yang beroperasi di jalan Kobar,” pungkasnya. (tyo/sla)