SAMPIT - Anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Syahbana mengakui partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember kemarin cenderung turun.
Kondisi ini memang sudah diprediksi sejak awal, lantaran perhelatan pesta demokrasi dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
"Memang sudah kami perkirakan, partisipasi pemilih akan turun. Ini di luar harapan kita. Pilkada kemarin berharap paling tidak 70 persen partisipasi pemilih," kata Syahbana.
Menurut Syahbana, rendahnya partisipasi pemilih ini sendiri bukan karena kurang maksimalnya sosialisasi pihak penyelenggara, tetapi karena faktor eksternal, yakni pandemi Covid-19 yang membuat banyak masyarakat ragu datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Seandainya Pilkada digelar tidak dalam suasana pandemi, saya kira bisa dikejar partisipasi pemilih," imbuhnya.
Pilkada tahun ini, masyarakat Kotim mengikuti dua agenda sekaligus yakni Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.
Di lain sisi, Syahbana berharap setelah pencoblosan, hendaknya semua pihak bisa menahan diri untuk sama-sama menunggu hasil perhitungan resmi dari penyelenggara, dalam hal ini KPU Kotim.
"Karena saling klaim kemenangan, maka alangkah bijak dan eloknya kita tunggu hasil resmi yang dirilis oleh KPU," pintanya.
Syahbana menegaskan, di tengah kondisi seperti ini hendaknya semua pihak bisa kembali dalam kehidupan sosial bermasyarakat sepertu sedia kala.
"Kita sudahi segala perbedaan pandangan politik. Kalah menang itu adalah hal yang harus diterima, tidak perlu ada yang diperdebatkan lagi," imbaunya. (ang/fm)